Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haji Suyadi Ali dan Doa Orang Kepingin Naik Haji

26 Juli 2019   14:00 Diperbarui: 26 Juli 2019   14:25 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susana Masjidil Haram 2019, foto kiriman dokter Riza Mazidu SpU

Malam Jum'at tadi malam bertepatan Haul-nya Kyai Haji Suyadi Ali, guru saya. Hampir bersamaan dengan keberangkatan jamaah haji dari Kabupaten Ponorogo.

Sudah menjadi kebiasaan menjelang keberangkatan para sanak saudara berdatangan diundang untuk pamitan. Begitu pula kebiasaan sepulang dari haji akan sanak saudara dan rekan berdatangan kembali, hanya yang membedakan saat akan berangkat diundang dan saat kedatangan tamu tanpa undangan.

Pada saat kedatangan ini sering disebut "Sejarah Kaji". Tuan rumah akan banyak bercerita tentang perjalanan spiritualnya, sambil membagikan oleh-oleh khas haji. Pada saat pamitan para tamu hampir selalu minta didoakan agar bisa "ketularan" bisa menunaikan ibadah haji seperti yang tuan rumah barusan tunaikan.

Jadi teringat almarhum Kyai Suyadi Ali, kala itu. Saya minta didoakan juga agar bisa menunaikan ibadah haji seperti beliau.

"Tak dongakne, tapi awakmu kudu nabung lan daftar haji." Kata beliau sedikit keras waktu itu.

Menurut beliau akan didoakan namun kita harus menabung dan harus mendaftarkan haji.

Ibarat tanaman doa itu sebagai pupuk, sedangkan menabung dan mendaftar haji adalah bijinya (bibit). Akan percuma kalau dipupuk namun tak ada bibit tanamannya.

Ibadah haji menurut beliau, merupakan ibadah jasmaniah, rohaniah dan maliah. Yaitu perpaduan ibadah jasmani, rohani, dan harta sekaligus. Jasmani sehat, rohani punya niat dan semangat, serta punya uang untuk sarana. Ketiganya harus ada dan tidak bisa berdiri sendiri, jelas beliau.

Ibarat mendorong mobil mogok, harus yakin mobil tersebut bisa hidup. Ada bahan bakar, mobil sebelumnya bisa jalan, bukan mobil yang mangkrak lama tanpa bahan bakar jelas beliau.

Gayung bersambut, ada upaya ada doa tentu memudahkan harapan. Bukan hanya keinginan atau sekedar cita-cita namun harus dibarengi usaha dan kesungguhan. Minta didoakan kaya, namun tak mau bekerja. Minta pandai namun tak mau belajar. Hidup bukan sulapan dengan rapalan mantra.

Setahun setelah menunaikan ibadah haji beliau meninggal. Mewariskan spirit dan tauladan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun