Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Islamophobia

15 November 2018   13:13 Diperbarui: 15 November 2018   13:15 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar di pesantren, aku ingin jadi ahli agama, sebuah cita-cita lama yang terselip dari bilik tengah ibukota. 

Suasana pesantren pinggiran, terhimpit keramaian, kadang tertipu angan. 

Kiyainya galak, gurunya galak, sampai sifat galak adalah merupakan ideologi, wajib dianut santri yang sudah duduk di kelas tinggi. "Kenapa kamu tidur, saat mengaji?" "Plak!" sebuah tamparan mendarat di pipi.  Itulah pesantren Islamophobia, lho kok?  Karena Islam mengajarkan kasih sayang, kelembutan. Justru para santri sok senior, dan para ustadz yang patut ditaati,  menjelma jadi "jagal"  bocah-bocah yang dianggap nakal, 'mutajawwizun nidzom'. Jika nasibmu tak baik, akan kau alami dipanggil 'bedegong'.  

Di pesantren kau akan dihadapkan bahwa belajar agama Islam itu harus disiplin. Ketaatan adalah patahan kunci surga yang harus kau kumpulkan. Ajaran tentang "kekerasan" adalah nikmat pengalaman yang tak kan pernah kau lupakan. Jadi ironi bahkan, karena kata sebagian besar kakak kelasku, "justru gara-gara ana ditempeleng oleh kakak Anu, ana jadi bisa bahasa Arab."  Ga nyantri kalau belum kena tempeleng ustadz atau kakak kelas yang  maha benar dengan segala arogansinya.   Mengajarkan agama Islam dengan kelembutan hati justru ditakuti, karena kamu akan jadi anak manjah, jadi pengen dimanjah, senangnya tidur sajah, padahal kamu tidak syantik. 

Ajaran kelembutan dianggap seperti bukan ajaran Islam, itu adalah bentuk lain dari ketakutan   akan  perilaku yang  telah ditanamkan akarnya oleh Islam. 

"Jadi santri harus tahan banting, jangan cengeng. Jangan  cuma karena dipukul sedikit sudah mengadu ke orangtua, mau jadi apa kamu?" Begitu kata bagian keamanan organisasi saat berdiri tegak di depan ratusan santri menjelang mabhrib yang duduk memegang alquran. Sedikit saja kamu terlihat tidak memperhatikan, minimal, kopeah atau sejadah akan "landing" tidak mulus di wajahmu yang kurang tampan, atau di punggungumu sambil menunjukkan wajah arogan.  Sementara satu anak lain sedang melantunkan ayat , "maka disebabkan dari rahmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." 

#ceritaasalaja   #jangandianggapserius

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun