Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi Sampai Mati

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Parpol Vs Relawan Adu Kuat Bentuk Kiblat Politik

3 Februari 2023   09:07 Diperbarui: 3 Februari 2023   09:35 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adu kuat parpol dan relawan (Dokpri)


PEMILIHAN
Presiden atau Pilpres dalam Pemilu 2024 dipastikan memanas. Irisan, gerbong, faksi, dan ikatan politik mulai dikuatkan masing-masing pihak. Dipresidksi akan muncul 4 (empat) pasangan calon Presiden. Hanya Prabowo Subianto yang menjadi figur lama di pentas Pilpres.

Selebihnya figur-figur baru. Mereka yang akan melahirkan kiblat politik baru ialah Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Puan Maharani. Menariknya, kekuatan relawan akan menguat. Turut mewarnai, mendorong kiblat politik baru. Jelas akhirnya garis demarkasi itu mulai terlihat sekarang. 

Arus dukungan pada figur dan pada partai politik saling berebutan. Anies dan Ganjar, nampak kuat kekuatan yang mengendorsenya adalah kekuatan relawan. Partai politik mulai kalah langkah. Mereka masih sibuk membahas figur siapa yang diusung. Relawan sudah terjun ke lapangan.

Tentu jejaring struktural partai sangat efektif sebagai sarana komunikasi politik. Berbeda dengan model komunikasi atau penggalangan relawan. Tapi, pada ruang tertentu relawan kelebihan tak boleh diabaikan. Relawan Pilpres kian mendapat tempat di hati rakyat.

Sadar atau tidak posisi partai politik yang kerap kita sebut parpol, sedikit terancam. Karena kehadiran dan kekuatan relawan tidak boleh diremehkan. Relawan dalam konteks politik, juga pasti memiliki plus minus. Keunggulan parpol ialah punya resource yang telah dirawat, terorganisir.

Relawan masih terbuka dan dinamis. Nilai lebihnya relawan ditempatkan sebagai milik rakyat atau dekat dengan rakyat. Sebagai simbol kekuatan rakyat, representasi kemauan publik. Relawan dimaknai sebagai suatu gerakan moral yang bersifat ''nothing to lose''. Bukan relawan namanya kalu berharap sesuatu.

Tantangan relawan dalam kerja politik saat ini terpenjara atas kepentingan pribadinya. Patut diakui gerakan ''volunteer'' yang dilakukan relawan kini mengalami penyimpangan. Besar kecilnya hal ini dapat kita saksikan saat ini. Dimana ada relawan yang setelah mendukung kandidat, lalu menang, mereka meminta jatah.

Tidak hanya berharap, melainkan meminta. Meminta jabatan, meminta uang, dan bentuk-bentuk konsesi politik lainnya. Dan cara demikianlah yang membuat gerakan geralawan tercoreng. Tidak benar-benar murni lagi mengatasnamakan rakyat. Melainkan menjadi politis.

Gerakan rakyat, berubah menjadi gerakan komersial. Suara rakyat akhirnya didagangkan. Ini yang mengkhawatirkan, kepentingan rakyat sekedar menjadi alat legitimasi mereka. Insya Allah pada Pemilu 2024, embrio cara pandang relawan yang buruk itu dapat berkurang. Rakyat tidak disandera.

Lalu parpol akan memperoleh peluang. Segmen, orientasi, parpol dan relawan saya kira sama, yakni untuk memburu konstituen. Menyadarkan rakyat tentang pentingnya hak-hak politik diaktualisasikan. Pemisahnya hanya pada struktur dan cara kerja. Modalitas parpol pada struktur. Relawan pada jejaring.

Jejaring pertemanan dan kesamaan visi yang menjadi kekayaan relawan. Tidak mudah memang mendapatkan relawan yang militan di Indonesia ini. Walaupun itu ada, namun jumlah terbilang sedikit. Mereka yang telah tuntas pada dirinya sendiri, punya kesadaran ideologis yang mampu melakukan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun