Mohon tunggu...
Bunga Andriana
Bunga Andriana Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba menulis kembali

A happy Mom of 3 amazing kiddos!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selingkuh atau Diselingkuhi?

7 Agustus 2020   02:35 Diperbarui: 7 Agustus 2020   02:33 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Percintaan kini tidak kenal usia. Bahkan anak kecil pun sekarang sudah bisa mengekspresikan rasa sukanya terhadap lawan jenis. Hanya saja, (mungkin/sebagian) mereka belum mengenal/tidak tahu mengenai sakit hati.

Untuk usia remaja, pastinya sudah paham betul mengenai cinta dan sakit hati. Kalau sudah sakit hati, uh, rasanya seperti kehilangan sebagian jiwa. 

Padahal yang melahirkan kita itu orang tua, bukan pacar haha. Ya wajar sih ya, namanya juga cinta, pasti gak akan ada yang siap dengan sakit hati. Apalagi kalau diputusin pas cinta-cintanya.

Tapi, kalau kita sudah di tahap sayang dengan orang lain, apakah kita sudah pasti siap dengan sakit hati? Nggak juga. Tidak ada orang yang siap dengan patah hati, sakit hati. Kecuali orang yang akhirnya terbiasa/membiasakan diri dengan sakit hati, karena sudah lama merasakannya. Menyakitkan, ya? Hehe.

Bicara sakit hati, kasus dalam hubungan cinta yang paling marak terjadi adalah mengenai selingkuh. Banyak sekali kasus selingkuh yang viral di media sosial. Padahal sejak dulu, kasus ini sudah banyak. Hanya saja, penggunaan media sosial belum sebesar saat ini.

Saya, termasuk perempuan yang lebih sering melihat sesuatu dari 2 arah. Dalam hal ini, selalu melihat dan mencoba memposisikan diri sebagai pelaku selingkuh dan selingkuhannya. Yang kebetulan, saya pernah mengalami masalah ini hahaha.

Sudah hampir setahun, akhirnya saya sudah terbiasa dengan rasa sakit yang ada di hati. Bahkan bisa dibilang hampir hilang. Tapi memory, tentu gak akan ilang. Justru, saya baru trauma menjalani hubungan, di bulan ini. Lucu ya, trauma setelah sekian lama merintis sakit hati.

Akhirnya saya mengerti, apa yang dirasakan oleh pelaku selingkuh, selingkuhan, dan korban tentunya. Ini menurut saya:

Sebagai korban, tentu di beberapa waktu akan merasa egois ('gue udah begini tapi tetap dikhianatin, dasar gak bersyukur') tapi diiringi dengan pikiran negatif tentang diri sendiri (selalu menyalahkan diri sendiri), bahkan di beberapa kasus bisa bunuh diri hanya karena sakit hati. 

Tapi tidak menutup kemungkinan, korban ada kesalahan yang tidak disadari. Nah, damage sakit hatinya ini besar. Dan ya, pemulihannya itu lama. Banget.

Sebagai pelaku (yang selingkuh), pastinya merasa benar dong ('gue begini karna lo juga, lo ga becus, ga begini, ga begitu, bla bla bla, harusnya bisa dong kayak dia---WIL/PILnya'). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun