Mohon tunggu...
Bunga Andriana
Bunga Andriana Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba menulis kembali

A happy Mom of 3 amazing kiddos!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa yang Sudah Jenuh dengan Pandemi?

6 Agustus 2020   18:12 Diperbarui: 6 Agustus 2020   18:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya seorang Ibu rumah tangga yang juga bekerja dari rumah (WFH). Awalnya saya pikir, bekerja dari rumah menyenangkan. Karena saya tidak harus keluar rumah, makan, kerja, dan semua aktifitas di dalam rumah (sehingga pengeluaran pun berkurang). Satu bulan, dua bulan, masih enjoy dan masih bisa atur pengeluaran. Akhirnya, di bulan ke tiga, ketemu bosan dan sulitnya.

Yang saya pikir sangat sederhana dan harusnya bisa menyenangkan, ternyata tidak sama sekali. Saya harus bekerja sambil mengurus pekerjaan rumah berbarengan, dan sendiri. Ditambah, tidak ada aktifitas menarik atau acara TV yang bagus. Hanya sinetron ('ku menangissss....') itu-itu saja yang saya lihat selepas saya kerja (dari rumah).

Belum lagi, sambil bekerja, sambil ngajarin anak saya yang pertama. Karena dia juga sekolah dari rumah. Haduh, tambah pusing, tambah bosan, tambah stress. Anak dan adik ipar saya pun agak  stress, karena mereka tidak bisa mengikuti pelajaran hanya melalui daring. Seringkali mereka ngeluh, dan ingin cepat belajar di sekolah, supaya bisa cepat mengerti. 

Teman dan keluarga di sekeliling saya juga banyak yang akhirnya di PHK. Salah satunya Ibu mertua saya. Di usia yang 45, baru berhenti bekerja karena Covid, semakin susah untuk dapat pekerjaan baru. Sedangkan masih ada 2 anak yang harus dibiayai.

Bulan ini, benar-benar titik jenuh saya (dan anak sepertinya). Saya seperti harus banget aktifitas keluar rumah. Anak-anak saya juga. Saking bosannya, saya setelah bekerja, tidak menonton TV lagi, karena acara yang itu-itu saja, juga tidak nonton youtube  (penat seharian di depan HP). Yang saya lakukan setelah kerja (dan saat ada waktu luang pastinya), hanya berbaring, mencoba tidur, kalau sudah ketiduran, dan kebangun, ya begitu lagi pola nya sampai ketemu pagi.

Tidak hanya itu saja. Di sekitar tempat saya tinggal (Kalibata), tadinya banyak pengamen, pedagang kaki lima, dan ojek-ojek online pastinya. Tapi sejak Pandemi hadir, jalanan sepi. Karena mereka dibatasi aktifitasnya. Terbayang, banyak anak-anak pengamen yang mungkin tidak dapat uang untuk jajan atau untuk keluarganya bahkan. 

Pedagang dan ojek online yang juga kekurangan pemasukan, tapi tetap harus bayar pengeluaran yang pasti (sekolah anak, kontrakan, hutang). Bahkan banyak juga karyawan yang di PHK, atau gaji dipotong tapi masih tetap masuk kerja ke kantor. Pandemi benar-benar membuat semua masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah, harus ikat pinggang, putar otak, dan yang pasti, gali-tutup lubang.

Saya berharap, pandemi segera berakhir. Karena meskipun saat ini sudah new normal, tetap saja saya, anak-anak, pengamen, pedagang, ojek online, dan lain-lainnya, masih belum leluasa beraktifitas di luar rumah. Sehingga belum ada pemasukan yang pasti/seharusnya yang bisa menutupi kebutuhan. Tapi tentu juga agar supaya perekonomian kembali pulih. Karena bukan tidak mungkin, bantuan dari pemerintah dapat tersalurkan merata ke semua masyarakat kecil.

Bunga Andriana,
Jakarta, 6 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun