Mohon tunggu...
Sundari
Sundari Mohon Tunggu... Guru - Karyawati BUMN, Guru Mulok di Sekolah Dasar

Karyawati BUMN, Guru Mulok di Sekolah Dasar, Mahasiswa Pascasarjana PIPS Unikama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Pribadi yang Kreatif dan Inovatif

19 Juni 2019   08:58 Diperbarui: 19 Juni 2019   09:01 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu poin penting yaitu dengan melakukan sedikit inovasi yang dibutuhkan oleh lingkungan sekolah akan memberikan suasana segar dan tentunya akan memberikan dampak bagi kemajuan siswa dalam belajar, meningkatkan daya kreativitas siswa dan juga mengaplikasikan teknologi dengan baik di lingkungan sekolah. Tentu saja tujuannya untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar di sekolah.

Aspek-aspek inovasi pendidikan IPS

Untuk mencapai tujuan umum itu guru harus memiliki Pengetahuan dan pemahaman mengenai arti inovasi. Kata inovasi sering kali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktik, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu. Dan persyaratan untuk melakukan inovasi melalui kajian teoritik tentang inovasi, penelitian tentang inovasi, dan laporan mengenai inovasi. Pemahaman terhadap berbagai dimensi kurikulum dan komponen kurikulum pendidikan IPS. Tantangan pendidikan di Indonesia salah satu diantaranya adalah mencari cara untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang kompeten agar dapat bersaing dalam pasar kerja global. *

Teknik Mencatat Kreatif Dengan Mind Mapping

Mind Mapping adalah sebuah cara mencatat dengan memanfaatkan bagaimana otak bekerja. Teknik ini diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. Sebagai contoh dalam pembelajaran Kelas IV di Sekolah Dasar ada tema keragaman budaya Nusantara, misalnya kita ambil topik lagu daerah. Selain menyanyikan kita dapat membuat konsep Mind Mapping. 

Melalui kerangka kita tuliskan pada poin-poin propinsi dengan judul Lagu Daerah dilengkapi dengan gambar pakaian adatnya. N A D; Bungong Jeumpa; Prang Aceh, Sumatra Barat Kaparok Tingga, Tak tong tong, Kampuang nan Jauh di Mato, Riau; Mededek, Denai sansai, Soleram, Jambi; Batanghari, Bengkulu; Lalan belek, Lampung; Lipang-lipangdang, DI Yogyakarta; Pitik Tukung, Mocopat, Jawa Timur; Tanduk Majeng, Gai Bintang, Kerraben sape, Kalimantan Barat; Cik-cik Periuk, Kalimantan Timur; Indung-indung, Sulawesi Utara; Si Patokaan, Esa Mokan, O Ina ni Keke, Sulawesi Tengah; Tope Gugu, Tondok Kadidingku, Bali Janger, Meong-meong, Putri Ayu, Ratu Anom, Majangeran, NTB Orlen-orlen, Angin Halus, Gelung Proda, Maluku Rasa Sayang-sayange, Hela Rotane, Lembe-lembe, Kole-kole, Sarinande, Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko

Guru dalam tradisi Jawa merupakan akronim dari "digugu dan ditiru" orang yang dipercaya dan diikuti. Menjadi guru tidak saja bertanggung jawab mengajarkan mata pelajaran, melainkan lebih dari itu yang juga mendidik moral, etika, integritas, dan karakter. Seperti yang pernah diucapkan Ki Hajar Dewantara, "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."

Keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu faktor tertentu saja, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya berhasil dengan baik. 

Sementara itu inovasi yang lebih berupa bottom-up model dianggap sebagai suatu inovasi yang langgeng dan tidak mudah berhenti, karena para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Oleh karena itu, mereka masing-masing bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan.

Menjadi guru sekaligus inovator dalam memajukan kondisi pendidikan di Indonesia, keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk dalam mengajar, konsisten berupaya memberikan pendidikan terbaik bagi anak muridnya. Dengan kemampuan yang dimiliki, berusaha menghadirkan metode pembelajaran atau alat ajar-mengajar yang kreatif. Menjadi guru yang inovatif adalah keharusan. Majulah Guru Indonesia!

Note:* Engelberthus Kukuh Widijatmoko, Dosen Unikama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun