Mohon tunggu...
Bunda Novita
Bunda Novita Mohon Tunggu... -

Ibu adalah cahaya peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Iskandar, the Best Rising Star 2015

26 Juni 2015   00:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:33 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lepas kenangan saya pada sosok metamorfosa seorang teman bernama Iskandar. Dia memang bukan siapa-siapa jika disandingkan dengan nama-nama yang muncul dalam kancah politik di Riau khususnya, apatah lagi di tingkat percaturan politik nasional pada umumnya.

Namun bagiku itu tidak terlalu penting. Betapa banyak tokoh politik yang lahir belakangan ini, hadir di tengah masyarakat bukanlah karena diharapkan oleh masyarakat itu sendiri, akan tetapi karena kepentingan politik semata-mata.

Nah, Iskandar ini berbeda. Dia datang membangun sendiri lingkaran pengaruhnya di tengah masyarakat. Dia muncul dari bawah, membuat arus dan menjadi trendsetter. Seperti yang sudah  saya tulis sebelumnya, selesai kuliah dengan menyandang predikat sebagai lulusan terbaik Universitas Riau, dia masuk ke dalam jajaran Dosen Politeknik Bengkalis sejak tahun 2001. Iskandar mencoba melakukan perubahan dari jalur pendidikan. Menjadi penggagas terbentuknya jurusan Teknologi Informasi -saat ini berubah menjadi jurusan Teknik Informatika- Iskandar bahkan dipercaya menjadi ketua program studi Teknologi Informasi pada 2006-2009. Hingga akhirnya mengakhiri karir di jalur akademis pada tahun 2009 itu dan membina pemuda-pemudi Bengkalis dalam wadah partai, dengan memipin PKS Kab. Bengkalis.

Dalam berbagai diskusi dengan anak-anak muda yang terbina melalui PKS, Iskandar kemudian tidak pernah bosan, dan sering sekali mengulang-ulang kisah heroik kepemimpinan Muhammad Al Fatih di Turki. Sosok penakluk Konstantinopel pada tahun 1453 tersebut begitu menginspirasi pada gerakannya dalam membentuk karakter petarung di dalam tim yang dipimpinnya. Terbentuklah satuan-satuan motor penggerak kebijakannya selaku ketua DPD PKS yang senantiasa setia menyambut program-program PKS di Bengkalis.

Dari jalur di luar partai, Iskandar menyebarkan pengaruh melalui jaringan bisnis multi level marketing. Dia begitu serius menggeluti bisnis ini sejak bergabung dengan Ahadnet, MQnet, HPA hingga akhirnya melejit dengan HPAI pada akhir tahun 2014 yang lalu, dan dikukuhkan oleh perusahaan itu sebagai Loyal Excecutive Director (LED) yang meraih prediket Tercepat sepanjang sejarah HPAI.

Sukses di bisnis jaringan bukanlah perkara yang gampang. Seseorang yang terus mampu membangun dan mempertahankan jaringannya untuk tetap besar dan kuat, perlu kerja keras, semangat, kesabaran dan ketekunan. Selain kerja keras, dia juga perlu kerja cerdas. Ketika hal ini saya tanyakan, apa rahasianya? Iskandar memberi dua kata kunci, terus belajar dan melakukan edukasi, katanya. Meskipun jawaban ini terkesan merendah namun bagi saya, sangat dalam maknanya.

Jangan ditanya bagaimana dahsyatnya team work bisnis yang dikelola oleh Iskandar cs, saat ini di Bengkalis. Sebagai bocoran, saya dengar untuk urusan minum kopi saja, mereka mampu melakukan penjualan tidak kurang dari 1000 pack kopi kemasan perbulan, padahal kopi yang mereka jual relatif mahal, harganya mencapai Rp.150.000 per pack. Sementara jaringan bisnisnya bukan hanya mengandalkan satu dua produk, akan tetapi ada lebih dari 50 item produk yang mereka jual. Luar biasa!  Maka wajar jika PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia menobatkan dirinya menjadi The Best Rising Star untuk periode 2015.

Demikian sekilas sosok yang saya kagumi dari pribadi rendah hati, Iskandar, S.Si. Kesuksesannya memimpin PKS, di Bengkalis, dengan izin Allah mampu menjadikan partai tersebut berada di papan atas partai-partai pemenang pemilu dan pilkada. Di masyarakat, melalui jaringan bisnis yang dikelolanya, ia mampu bersama-sama bangkit menyukseskan diri dan orang lain. Kini posisinya sebagai LED, bukan lagi hanya menginspirasi orang-orang Bengkalis saja, bahkan telah menjadi contoh yang diduplikasi di seluruh Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun