Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Daily Gratitude: "Makan Sekarang Apa Nanti?" Tanya Ibu Padaku

17 Juni 2022   10:00 Diperbarui: 17 Juni 2022   10:05 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels.com by Andrea Piacquadio

Di sore hari ketika sedang membaca novel Ratu Yang Bersujud (2021), terdengar suara ibu: "Makan sekarang apa nanti?". Saat itu, tentu saja aku sedang bermalas-malasan tidur-tiduran memahami salah satu bab di novel. Seperti biasanya, ibu selalu rewel soal makan. Paling tidak tahan kalau anak laki-lakinya ini belum makan (bukan hanya soal makan sebenarnya, terkadang soal salat, mandi, tidur, dan pulang malam).

Seperti biasa, anak laki-laki dengan bintang Leo ini selalu angkuh. Bersikap cuek dan tidak terlalu peduli ucapan ibunya. Meski sebenarnya perut sudah terasa lapar. Entah, sudah lama sekali aku merasa kurang bernafsu untuk menyegerakan makan. Bahkan jam makan sampai saat ini masih kurang teratur. Namun setelah beberapa waktu kemudian, aku berniat untuk makan dan terkejut.

Di meja makan, terdapat lauk ikan bandeng yang siap untuk dimakan. Alhamdulilah, ternyata ini maksud ibu menanyakan makan kali ini. Karena dari nada suaranya terdengar bersemangat saat bertanya kepadaku. Sedikit lebih tinggi dari nada bertanya biasanya. Langsung saja, setelah itu aku langsung mengambil piring bersiap untuk makan. Saat itu, kami makan berdua bersama-sama.

Baca juga:

Sebagai keluarga yang sering memanfaatkan tumbuhan pekarangan rumah sebagai masakan, tentu saja lauk dari warung memiliki nilai dan rasa yang lain. Dengan membeli lauk di warung tentunya ibu mengeluarkan uang untuk itu. Ibu rela mengeluarkan uang untuk membeli makanan enak anak-anaknya. Dan ini tidak hanya sekali dua kali.

Dengan membeli makanan di warung, kelezatan rasa pun seringkali memiliki tingkat yang berbeda daripada memakan makanan sajian rumah. Tentu, kami memiliki kecocokan rasa tertentu pada warung-warung tertentu. Terlebih, warung menyediakan bumbu-bumbu komplet untuk masakannya. Tidak seperti di rumah yang terkadang bumbunya kurang dan terkadang kebanyakan.

Aku bersyukur, karena hari ini bisa merasakan lagi lauk yang enak. Ditambah dengan nasi hangat dari penanak nasi. Menjadikan makan sore keluarga kami terasa nikmat. Apalagi jika mengingat-ingat beberapa tahun yang lalu, saat keluarga kami kesulitan untuk mendapat makanan enak.

Ingatan itu masih tertanam dalam ingatan, bagaimana menu makanan yang ada di hari-hari keluarga kami. Bukan bermaksud merendahkan atau tidak bersyukur. Namun kenyataannya memang pada tahun itu sangat jarang sekali kami bisa makan dengan lauk. Memakan nasi dengan sayuran di pekarangan rumah menjadi hal yang biasa. Tanpa kerupuk dan tanpa lauk.

Namun kali ini berbeda, kami bisa makan dengan makanan yang nikmat, ikan bandeng berukuran besar, satu orang makan satu ikan. Enak bukan? Hehe. Dengan berbagai bumbu yang melekat di sela-sela kulit bandeng membuat warnanya sedap dipandang. Tomat, cabai, dan beberapa rempah lainnya. Juga, kuahnya yang meresap dalam nasi dan membuat rasanya bisa menyebar ke segala sisi. Alhamdulillah.

Sejauh ini di dalam keluarga, ibu merupakan orang dengan banyak kejutan. Terkadang tiba-tiba ibu membelikan es krim. Terkadang tiba-tiba ibu membersihkan kamar tidur, mencucikan baju kotor, ya ampun, rasanya terasa malu. Padahal umur sudah banyak seperti ini namun selalu mendapat bantuan dari ibu. Meski ditolak karena merasa malu, namun namanya ibu selalu memperhatikan anak laki-lakinya yang sering lalai ini.

Dalam banyak hal, ibu selalu peduli dengan anak-anaknya. Kami bersyukur bisa bersamamu hingga kini. Semoga kesehatan selalu menyertai hari-harimu. Begitu pula kebahagiaan dalam hidup semoga selalu engkau dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun