Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kebohongan yang Dapat Membunuh Banyak Orang

7 April 2020   11:16 Diperbarui: 7 April 2020   13:57 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka yang tidak mau berterus terang tentang riwayat (penyakitnya) di tengah wabah Corona ini sejatinya sedang menyiapkan kuburan bagi diri sendiri dan bagi banyak orang.

Beberapa contoh yang tidak perlu dicontoh, mulai bertebaran sampai ke telinga kita. Kejadian ini - terjadi di wilayah Sumatera, bermula dari kisah pemudik dari Jakarta (yang sebetulnya sudah diminta untuk tidak mudik) yang pulang kampung setelah merantau puluhan tahun, menolak untuk melakukan isolasi 14 hari -- sesuai anjuran pemerintah. Karena tidak mau melakukan isolasi tersebut, iapun berbohong dan mengatakan bahwa ia tidak dari Jakarta.

Kemudian si orang ini sakit, demam yang agak parah, kemudian di bawa ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit itupun, ketika diperiksa, keluarga si pasien bersikukuh tidak berterus terang kalau si sakit ini dari Jakarta. Tentu saat memeriksa pasien, karena pengakuannya itu, petugas medis memperlakukannya seperti memperlakukan pasien biasa.

Karena kondisinya makin parah, dirujuklah si sakit ini ke rumah sakit yang lebih besar. Tidak lama berselang, pasien itupun meninggal dunia setelah sebelumnya dilakukan rapid test yang memang hasilnya memang positif Covid-19. Setelah di desak, akhirnya keluarga pasien baru mengakui bahwa si pasien tersebut baru pulang dari Jakarta.

Ini sedikit contoh yang mengemuka ke permukaan yang tersebar di media social, bagaimana egoisnya seseorang yang lebih memilih tidak melakukan isolasi 14 hari dan memilih berbohong, tidak mengakui kalau ia berasal dari daerah zona merah, daerah parah terpapar virus Corona ini.

Resiko yang ia terima adalah kematian, tapi sebelum meninggal, ia sedang menyiapkan kuburan-kuburan bagi orang lain.

Setelah meninggal dan pengakuan keluarganya tersebut, akhirnya banyak pihak/petugas medis di rumah sakit tempat ia meninggal, rumah sakit sebelumnya, keluarganya, orang-orang yang pernah berhubungan dengannya sebelumnya itu menjadi ODP (orang dalam pemantauan) dan diminta untuk melakukan isolasi selama 14 hari, untuk melihat apakah ada yang sudah tertular oleh si pasien sekaligus memutus rantai penularan.

Belum ada informasi selanjutnya terkait apakah sudah ada yang tertular dari si pasien tersebut. Semoga saja tidak ada.

Sangat disayangkan pasien dan keluarganya itu melakukan kebohongan, tidak mau mengakui bahwa si pasien itu berasal dari Jakarta. Bila saja kebohongan tidak dilakukan, bila saja mereka berterus terang sejak awal, mungkin nyawanya bisa terselamatkan dan yang pasti, tidak jadi merepotkan banyak pihak yang harus berubah statusnya menjadi ODP.

Namun memang, kesadaran untuk jujur terkait riwayatnya di tengah wabah pandemic Corona ini perlu ditingkatkan. Lihat saja contoh di Jawa Tengah, yang disiarkan di televisi, seorang pemudik malah marah-marah kepada petugas saat ditanya asalnya darimana. Di Solo, sang Walikota hingga perlu memarahi beberapa pemudik yang tidak mau memberikan informasi asal-usulnya dengan jelas dan terus-terang.

Sebuah pembelajaran untuk kita semua untuk tidak meniru kisah di atas dan untuk dapat berterus terang terkait hal tersebut. Karena ketidakjujuran yang dilakukan dapat menjadi awal dari sebuah masalah ataupun malapetaka yang panjang.

Bogor, 7 April 2020

@kangbugi

[sumber gambar: gettyimage.com]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun