Rupanya hanya 7 (tujuh) menit waktu rata-rata manusia di era modern ini (bagi mereka yang memiliki HP - smartphone tentunya) mampu untuk berpisah dengan HPnya. Itu hasil penelitian, karena dinyatakan bahwa 'smartphone is the extension of our life'. Hasil penelitian ini disampaikanProf. Henry Subiakto, saat menyampaikan pemaparannya pada acaraForum Literasi Media "Bijak Bermedia Sosial" yang diselenggarakan olehKementerian Komunikasi dan Informatika diHotel Aryaduta Makassar pada hari Rabu tanggal 4 Oktober 2017.
Banyak hal penting yang terkait dengan 'Bijak Bermedia Sosial' (hastag: #bijakbermediasosial) disampaikan dalam acara tersebut. Pembicara kunci pak Nukman Luthfie dan Prof Henry Subiakto ini menyampaikan secara luas hal-hal penting yang diperlukan oleh para warga net (netizen) dalam menggunakan media-media sosial yang dimilikinya.
Hal-hal di bawah ini dapat sedikit banyak dijadikan pegangan dan pertimbangan saat kita bermedia sosial.
Bapak Nukman Luthfie, yang ahli nuklir tapi merambah ke urusan media sosial ini, banyak menyampaikan hal-hal yang terkait dengan warga net (netizen) agar semakin bijak dalam bermedia sosial. Bijak di sini berarti lakukanlah upaya cek dan ricek sebelum membagikan informasi-informasi atau berita-berita di media sosial para warga net. Entah itu website, facebook, twitter termasuk instagram.
Dibawah usia itu, seharusnya belum dapat diizinkan untuk bermedia sosial. Orang tuapun diminta untuk melakukan kontrol yang ketat bahkan terhadap anak-anak yang sudah cukup umur untuk bermedia sosial. Resiko terbesar anak-anak dalam bermedia sosial, masih menurut Nukman, ada dua hal yaitu yang pertama adalah di-bully dan yang kedua adalah pedofil.
Resiko itu muncul karena berdasarkan penelitian dari sisi psikologis, anak-anak masih sangat rentan karena mereka belum atau TIDAK mampu dalam menangkalbullying dan ajakan-ajakan para pedofil. Untuk itu, Orang tua, bila anaknya sudah bermedia sosial, maka orang tua harus lebih aktif lagi bermedia sosial sehingga dapat melakukan fungsi pengawasan. Hal lain sebagai proteksi dapat dilakukan akun dan password dipegang oleh orang tua.
Hal penting lain disampaikan oleh Nukman Luthfie adalah bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya, kita (warga net) itu sangat menyukai hoaks. Ini disebabkan oleh karena pada umumnya, hoaks itu selalu menggunakan kalimat-kalimat yang sangat enak dibaca dan kalimat-kalimat yang 'mudah' mempengaruhi. Untuk itu, sangatlah berbahaya bila warga net tidak melakukan cek dan ricek saat bermedia sosial.
Pak Nukman pun membagikan tips untuk para warga net agar dapat melakukan cek dan ricek terhadap website atau sumber informasi yang akan kita jadikan acuan, yaitu sebagai berikut:
- Di sumber informasi tersebut, pastikan ada tim atau susunan redaksinya,