Oleh : Budi S
Bu Sastra, salah satu tetangga yang di hormati oleh Bang Jarwo baru saja dilarikan ke rumah sakit karena terindikasi kena serangan stroke yang cukup parah. Walau mata Bu Sastra terbuka lebar, namun tingkat kesadaran Bu Sastra turun drastis, sampai-sampai anggota keluarganya pun sudah tidak dikenalinya lagi. Pandangannya kosong, jauh ke ruang hampa. Setiap kali berbicara hanya satu kalimat yang sama dan di ulang-ulang terus.
"Mana ayam yang saya beli dari Bang Sopo kemarin?" kata Bu Sastra kepada keluarga maupun orang-orang yang menjenguknya.
Sudah sepekan lebih, kondisi kesehatan Bu Sastra belum beranjak pulih.
Mengetahui kondisi Bu Sastra yang demikian memprihatinkan, Bang Jarwo terdiam dan turut hanyut merasakan kesedihan yang mendalam.
D rumah, selepas menunaikan sholat 'isya dari masjid, Bang Jarwo merenung memikirkan kondisi Bu Sastra. Dia ingin berdo'a khusus untuk kesembuhan Bu Sastra. Sambil terus berdzikir mengingat-Nya, tanpa terasa Bang Jarwo terlelap tidur.
Jam dua belas malam lebih Bang Jarwo terbangun. Teringat akan kondisi Bu Sastra, Bang Jarwo segera ke kamar kecil untuk mandi dan berwudlu. Di ambilnya sajadah dari almari yang kemarin lusa di cuci oleh istrinya untuk kemudian dibentangkan untuk tempat sujud sholat tahajud. Setelah selesai sholat tahajud, Bang Jarwo lama beristighfar dan memuji-Nya serta bersholawat kepada Baginda Rasulullah. Sejenak kemudian Bang Jarwo berdo'a,
"Ya Rahman ya Rahim, wahai pemilik dan pengatur alam jagat raya ini, jikalau Engkau saat ini melimpahkan kekuatan dan kesehatan kepada hamba maka hamba memohon kepada-Mu agar membagikan sebagiannya untuk Bu Sastra yang sedang sakit agar menjadi wasilah kembali pulih kesehatannya."
Setelah menutup do'anya dengan hamdalah dan sholawat kepada Rasulullah, Bang Jarwo merasakan pusing yang cukup berat hingga terasa sakit seluruh badannya. Kondisi ini dirasakan hampir tiba waktu shubuh.
Setelah terdengar adzan subuh, rasa sakit Bang Jarwo mulai beranjak berkurang hingga dia bisa pergi ke masjid untuk subuh berjamaah. Setelah selesai menunaikan sholat subuh, terdengar sebagian jamaah menceritakan keadaan Bu Sastra yang sudah mulai pulih kekuatan, kesehatan dan kesadarannya. Bu Sastra sudah bisa bangun dan berjalan walau masih pelan serta pulih ingatannya mengenali anggota keluarga yang kebetulan malam itu menungguinya.
Bang Jarwo ikut senang mendengar kabar tersebut.