Tomy menyampaikan bahwa dua buku yang dibahas memiliki dua pendekatan berbeda. Satu buku memiliki pendekatan historis sejak awal kemerdekaan hingga saat ini. Sementara, satu buku lagi memiliki pendekatan visual berupa kumpulan karya fotografi.
Buku pertama yang dibahas adalah "Menerangi Negeri PLN 75 Tahun" yang ditulis oleh Try Harijono dan tim. Try mengaku, proyek ini merupakan tantangan sekaligus kebanggaan. Sebab PLN adalah perusahan yang sangat besar dengan pelanggan yang ada di seluruh pelosok negeri dan karyawan yang sangat banyak.
Tantangannya adalah bagaimana ia menggali nilai-nilai PLN agar berarti bagi kalangan milenial yang kelak akan menjadi generasi penerus PLN, terutama integritas, komitmen, dan profesionalisme yang berorientasi pelayanan. Apalagi sudah lama tidak ada buku mengenai PLN sejak 25 tahun lalu.
Try bercerita bahwa tidak mudah mencari referensi untuk penulisan buku ini karena Arsip Nasional RI dan Perpustakan Nasional tutup pada masa awal pandemi Covid-19.
Namun diketahui bahwa Kompas memiliki banyak sekali arsip foto terkait PLN. Beberapa foto bahkan belum dipublikasikan. Pada buku inilah akhirnya foto-foto itu tampil di antara total 209 foto.
Penulisan buku dengan tebal 552 halaman ini melibatkan banyak narasumber. Mulai dari Direktur Utama PLN, delapan mantan Direktur Utama PLN (Djiteng Marsudi, Adhi Satriya, Kuntoro Mangunsubroto, Eddie Widiono, Fahmi Mochtar, Dahlan Iskan, Nur Pamudji, dan Sofyan Basir), Ikatan Keluarga Pensiunan Listrik Negara (IKPLN), serta berbagai dokumen Arsip Nasional dan Kompas.
Try memaparkan buku ini berisi tentang bagaimana listrik yang awalnya diberdayakan untuk keperluan bisnis dan layanan publik zaman Hindia-Belanda, kemudian jadi simbol pertahanan dan perjuangan pada zaman Jepang dan awal kemerdekaan, lalu simbol pembangunan negara di era revolusi, hingga menjadi simbol pemerataan dan percepatan pembangunan.
Banyak foto-foto bersejarah yang melengkapi buku ini, seperti saat Presiden Soekarno menghadiri peringatan Hari Listrik tahun 1960. Buku ini juga menghadirkan inovasi yang kelak dilakukan melalui transformasi PLN di masa mendatang.
Buku kedua yang dibahas adalah "Menerangi Indonesia, Memajukan Bangsa". Buku yang menampilkan secara visual 75 tahun PLN ini dikuratori oleh Arbain Rambey.
Mulanya, Arbain berencana untuk memotret langsung di daerah-daerah. Namun karena pandemi Covid-19, pemotretan dilakukan oleh fotografer yang ada di daerah. Hal itu menimbulkan kesulitan dalam memberikan kerangka acuan kerja (terms of reference) ke masing-masing fotografer.