Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengemis dan Copywriter

28 Mei 2018   14:09 Diperbarui: 28 Mei 2018   14:37 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Coba perhatikan video ini, ada pelajaran yang sangat menarik untuk kita pelajari. Awalnya kita melihat seorang kakek tua buta sedang mengemis dengan sign "I am blind. Please help." Tapi entah kenapa orang seakan tidak peduli dan jarang sekali yang tertarik perhatiannya untuk memberi sedekah.

Sampai akhirnya seorang copywriter perempuan lewat dan melihat apa yang terjadi. Awalnya penonton digiring untuk mengira bahwa perempuan ini tentunya jatuh iba dan akan memberi sedekah yang cukup banyak pada pengemis tadi. Tapi perkiraan kita meleset. Dia memang menghampiri Sang Pengemis tapi bukannya memberi uang dia malah meraih sign yang ada di depan Si kakek dan mengganti tulisan tersebut dengan kata lainnya.

Lalu apa yang terjadi? Sekonyong-konyong banyak sekali orang yang melemparkan koin pada Si Pengemis tua dan dalam waktu yang tidak terlalu lama, tempat koinnya sudah dipenuhi oleh uang. Bukan cuma kita tapi Si Pengemis pun bingung apa yang terjadi.

Ketika mereka bertemu kembali, Si Pengemis bertanya, "What do you do to my sign?"

"I wrote the same but different words," jawab Sang Copywriter.

Wuiiiiih...! Keren ya? Menulis hal yang sama tapi dengan kata yang berbeda. Hasilnya? Luar biasa! Sangat-sangat berbeda. Ketika kamera menyorot ke arah sign si pengemis, kita bisa melihat bahwa apa yang tertulis adalah "It's a beautiful day but I can't see it."  

Nah, pertanyaannya adalah kenapa bisa begitu? Pelajaran apa yang bisa kita petik dari peristiwa di atas?

Dalam kasus ini kita bisa menyimpulkan bahwa 'what to say' yang sama ketika dituliskan dengan formulasi yang berbeda ('how to say') tiba-tiba mempunyai efek yang sangat berbeda. Kenapa bisa berbeda? Kenapa tulisan Si Copywriter bisa mempunyai impact yang jauh lebih kuat daripada kalimat yang ditulis oleh si kakek tua?

Perlu diketahui bahwa bagi orang-orang yang tinggal di daerah 4 musim, sinar matahari adalah berkah yang luar biasa apalagi jika mengingat mereka baru saja melalui musim dingin yang begitu menyiksa. Itu sebabnya setiap kali matahari bersinar, orang-orang barat girang banget dan mereka sering mengekspresikannya dengan 'It's a beautiful day.' Hal ini tentu saja agak sulit dipahami oleh kita yang tinggal di negara tropis. Buat kita sinar matahari mah biasa aja. Bahkan kita cenderung ngomel, "Anjrit! Panas banget hari ini!"

Tulisan Sang Pengemis 'I am Blind, please help' adalah keluhan personal sehingga tidak menyentuh hati orang yang membacanya. Sebaliknya tulisan Si Copywriter dengan cerdas menyentuh hati orang yang membacanya. Mereka bersetuju bahwa saat itu 'It's a beautiful day'. Dan mereka langsung berempati karena Sang pengemis tunanetra tidak bisa merasakan keindahan itu. Rasa empati itulah yang membuat orang langsung memberi sumbangan pada Si Kakek Buta.

Menarik sekali ya? Nah kalo saya boleh ngasih nasihat, setiap kali kalian memperoleh cerita keren dan insipiratif, jangan cuma terinspirasi. Pelajari dengan baik kenapa cerita itu bisa inspiratif. Pelajari sampai ngelotok sehingga pemahaman itu bisa kita lakukan dalam konteks yang berbeda. Jangan terjebak pada rangkaian kalimat tapi pelajari filosifi yang terkandung dalam kalimat tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun