"Mas sendiri kok blom pulang?" tanya saya berbasa-basi.
"Saya kan Imam sholat, jadi sebisa mungkin pulang paling belakangan." sahut anak muda itu lagi.
"Wah? Mas imam sholat jumat barusan?" tanya saya sambil bangkit dan mengulurkan tangan ngajak salaman.
Kami berdua berjabatan tangan. Jadi ini imamnya toh? Masih muda banget? Pantes tadi baca suratnya cuma An-nas dan Al ikhlas, Mungkin pengetahuan Al Qurannya baru sebatas Juz Ama, pikir saya seudzon.
"Iya, Mas. Kenapa? tanya Sang Imam.
"Gapapa. Tapi saya suka aja, Mas tadi bacanya surat-surat yang pendek. Jadi saya gak ngantuk," kata saya menyindir dengan sopan.
"Oh...itu. Jadi begini Mas. Tadi pas sampe mesjid, ada kakek-kakek jalannya pincang pake tongkat. Pas saya bantu memapah, dia berteriak katanya pinggangnya sakit."
"Lalu apa hubungannya sama surat pendek?"
"Saya sengaja milih surat yg pendek, biar Kakek tadi gak terlalu lama berdiri. Kalo berdiri, apa lagi tanpa tongkat, pasti dia kesakitan sekali."
"Oh begitu..." Waduh sekarang saya yang merasa bersalah karena telah seudzon sama imam ini.
"Iya begitu, Mas. Sholat itu kan intinya bersyukur pada Allah. Kalo saya baca surat yg panjang, bukannya bersyukur, saya malah menzholimi makmum saya sendiri."