“Kalo kita ngerti politik, itu artinya kita tau apa yang kita perjuangkan. Kalo kita berjuang dan mati, itu adalah resiko dari pilihan kita. Itu namanya perjuangan.”
Saya terdiam lagi.
“Tapi jangan pernah kamu ribut soal politik sama temen, sama keluarga, sama guru padahal masing-masing nggak mengerti apa yang terjadi. Itu bodoh namanya.”
“Iya, itu memang banyak terjadi, Yah.” kata saya sambil menghela napas panjang.
“Efek perang issue di politik memang begitu jadinya. Yang paling banyak tau, nggak ngomong apa-apa. Yang paling nggak tau apa-apa, justru yang paling banyak ngomong.”
Saya mengangguk-angguk tanda setuju.
“Coba bayangkan! Dua kelompok saling bunuh membela sesuatu yang mereka juga kurang mengerti. Mereka cuma punya keyakinan bahwa tokoh idolanya pasti benar. Mereka nggak ngerti bahwa perang issue memang sengaja ditiupkan pada mereka untuk memanas-manasi.”
Saya selalu mengagumi Ayah saya. Dari dia saya banyak belajar tentang hidup. Beliau juga mengajarkan ke anak-anaknya bahwa kami semua harus berkarya, berperan dan walaupun sedikit kita harus memberi sumbangsih pada negeri ini. Menurut Ayah saya, kalau kita cuma hidup untuk diri sendiri maka sia-sialah kita menjalani hidup.
Jadi teman-teman semua. Saya bukan orang hebat. Saya pasti ga bisa menyelesaikan masalah kisruh politik yang terjadi sekarang ini.
Tapi kalo boleh saya memberi nasihat; bagaimana kalo kita kembalikan hakikat dan tujuan kita untuk membuat group WA pada tujuan semula; MENYAMBUNG dan MEMPERERAT TALI SILATURAHMI.
Keributan antar elit politik sama sekali tidak worth it untuk membuat teman kita berubah menjadi musuh. Jangan biarkan kisruh politik menodai niat kita untuk bersilaturahmi dengan teman-teman lama.
I love you all my friends.