Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisruh di Istana, Ricuh di WA

9 November 2016   11:31 Diperbarui: 9 November 2016   11:54 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 “Bisnis juga kejam tapi nggak ada apa-apanya dibanding politik.”

 Saya terdiam, menunggu Ayah melanjutkan penjelasannya.

 “Sekotor-kotornya bisnis, paling orang cuma membunuh pesaing bisnisnya. Selesai, kan?”

 Saya masih terdiam.

 “Kalau politik itu adalah perang issue. Politikus saling hasut berkomplot dengan media, menyebar fitnah yang keji. Para pendukungnya yang kebanyakan rakyat jelata dan tidak mengerti apa-apa, termakan oleh issue tersebut sehingga terjadilah  saling bunuh di akar rumput.”

 Saya masih juga terdiam.

 “Sementara politisi yang didukung dengan darah dan nyawa tersebut tidak peduli. Mereka justru ngopi bareng, ketawa ketiwi sambil mencari kompromi untuk berbagi-bagi rejeki,” kata Ayah lagi. 

 Saya sampe merinding denger penjelasan Ayah. 

 “Jadi sebaiknya politik itu kita jauhi ya, Yah?” tanya saya.

 “Oh, sebaliknya. Justru kita harus mengerti politik. Kalo perlu terjun di dalamnya.”

 “Katanya kejam? Kok malah harus ngerti sih?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun