Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kala Menyantap Mie Ayam Tanpa Gerobak dalam Gang

27 September 2020   09:22 Diperbarui: 13 Oktober 2020   13:41 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar semangkuk mi ayam (dokumen pribadi)

  • Kedua, kuah bening disajikan terpisah. Kuah adalah tulang ayam yang dimasak bersama bawang putih dan daun bawang (tidak dipotong) sampai reduce. Sedangkan daging ayam dimasak dengan kecap Inggris, kaldu ayam dan sedikit air. Diaduk sampai kering.
    Daging ayam diletakkan di atas mie yang sudah diaduk dengan minyak ayam, kecap asin, dan merica. Ditambahkan sayur. Kaldu bening dan cenderung tawar (tidak bergaram) disajikan terpisah, dalam mangkuk lebih kecil.
  • Karena Pak Rizal menganut gaya pertama, saya menyarankan beberapa hal tambahan,

    1. Minyak ayam. Dibuat dari kulit dan lemak ayam (dipilih bagian dada) direbus dengan sedikit air sampai keluar minyaknya. Kemudian minyak tersebut dicampur minyak sawit yang masih baru. Campurannya bisa 1:10 atau tergantung selera. Fungsinya untuk menguatkan aroma ayam yang dapat merangsang air liur.
    2. Merica yang akan menguatkan aroma dan rasa mie ayam.
    3. Kecap asin kelas menengah. Kecap asin ini diaduk bersama minyak ayam dan merica. Aroma harum akan menguar ketika diaduk dengan untaian mie yang masih panas.
    4. Terakhir adalah tambahan irisan daun bawang (opsional).

    Penampilan mie ayam Pak Rizal sudah cukup menarik. Topping ayam tidak terlalu coklat, warna dan rasanya pas. Dapat merangsang keinginan untuk segera mencicipinya. Rasanya pun lezat. Buktinya mie ayam habis tidak bersisa, menyisakan sendok, garpu, dan mangkuk kosong.

    Perolehan Bahan

    Pria brewok tersebut memperoleh bahan mie dari pasar. Di tempat jual beli tradisional tersebut terdapat satu bagian, yang merupakan pusat penjualan aneka perlengkapan mie dan bkaso.

    Di sana dengan mudah dapat ditemukan: penjual daging lokal/impor; jasa penggilingan bakso; pembuat mie untuk mie ayam dengan kualitas bervariasi; sayur sawi (caisim); bumbu-bumbu, seperti saus, kecap dan sebagainya; perlengkapan untuk berdagang mie ayam dan bakso. Layaknya one stop shopping.

    Menurut keterangan Pak Rizal, 1 kilogram mie dibagi menjadi 11 gulungan siap jual.

    Akhirul Kata

    Gabungan minyak ayam, merica, kecap asin, mi, sayur sawi, dan daun bawang dapat menguatan aroma khas mie ayam. Aroma dan penampilan menegaskan rasa, yang mampu mengundang selera dari calon pembeli. Dengan itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan mie ayam Pak Rizal. Tentunya diikuti dengan ketekunan.

    Bagi teman-teman yang berniat merambah bisnis mie ayam atau bakso, atau gabungan keduanya, ada baiknya meninjau sentra penjualan bahan-bahannya, yang biasanya ada di pasar tradisional, untuk mendapat gambaran. Berbagai bahan dengan kualitas dan harga beragam tersedia.

    Kenangan tidak senantiasa memilukan, tetapi bisa diurai menjadi saran, yang semoga bermanfaat bagi Pak Rizal.

    Pun bermanfaat bagi teman-teman sekalian. Mudah-mudahan.

    ***

    "Berapa pak?"

    "Delapan ribu rupiah. Kalau hari Jumat Rp 5 ribu."

    "Hah...???"

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Foodie Selengkapnya
    Lihat Foodie Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun