Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau MGMP, merupakan wadah guru mata pelajaran serumpun yang membentuk satu kesatuan dengan tujuan untuk meningkatkan profesional guru. MGMP ini berfungsi untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut.
Jika zaman dulu pembinaan guru lebih sering disebut dengan penataran dengan mengundang guru datang kesatu tempat dibina oleh tutor-tutor profesional. Berbeda dengan MGMP ini lebih cenderung penataran dengan sistem dari, oleh dan untuk guru dari bidang studi yang serumpun tadi.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah beberapa tahun yang lalu mewajibkan setiap guru mata pelajaran harus tergabung dengan Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Jika seorang guru tidak ingin bergabung dengan MGMP maka tidak akan mendapatkan tunjangan sertifikasi.
Namun pada perjalanannya fungsi dari beberapa MGMP tidak berjalan dengan semestinya lebih tepatnya mati suri atau tidur berkepanjangan. Hanya di awal saat pembentukan pengurus seluruh anggota aktif dan peduli setelah akun didapatkan dan terdaftar sebagai anggota, mulailah MGMP ini kehilangan arah dan bahkan tidak terjadi komunikasi diantara sesama anggota.
Padahal dengan kecanggihan teknologi saat ini bisa dikatakan komunikasi bisa dilakukan dengan mudah. apa yang menjadi harapan dibentuknya MGMP harusnya bisa dilaksanakan. Dan peningkatan profesional guru akan menjadi kenyataan.
Ada beberapa kendala yang menyebabkan MGMP tidak berfungsi dengan semestinya. Dengan kata lain peran musyawarah guru mata pelajaran kurang maksimal dalam upaya meningkatkan profesional guru.
1. Kurangnya Pembinaan
Setelah terbentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Pembinaan sangat kurang diberikan oleh pemerintah. Sehingga para guru yang tergabung dalam wadah tersebut kehilangan arah dan kebingungan ingin berbuat apa. Maka inilah salah satu yang menyebabkan tidak sesuainya harapan yang ingin dicapai dari MGMP tersebut.
2. Kurang Pedulinya Anggota
Dalam perjalanannya anggota MGMP sepertinya kurang peduli dengan keberadaan MGMP ini. Hal ini terbukti dengan kurangnya rasa peduli dengan aktif di forum yang telah dibuat. Misalnya grup whatsapp yang dibuat, terkesan tidak berfungsi hanya beberapa kali saja terjadi interaksi diantara anggota grup.