Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jelang Ramadan, Jaga Emosi dan Provokasi di Tengah Pandemi

22 April 2020   10:37 Diperbarui: 22 April 2020   10:36 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Provokasi - facebook.com

Tak terasa, sebentara lagi seluruh umat muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di bulan ini umumnya akan banyak aktifitas ibadah dilakukan secara bersama, aktifitas saling tolong menolong secara bersama, dan aktifitas positif lainnya. Namun, bulan Ramadan tahun ini sangat special. Karena Ramadan ada bertepatan seluruh dunia terkena virus corona. Bertepatan di Indonesia sedang dilakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Lalu bagaimana seharusnya kita menjalankan puasa di tengah pandemic ini? Kebijakan PSBB memang membatasi ruang gerak masyarakat. Bahkan, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik lebaran. Kebijakan ini tentu menuai polemik di tengah masyarakat. Sebelumnya, pemerintah juga menganjurkan untuk beribadah dari rumah saja, tak perlu ke tempat ibadah. Mungkin sebagian orang beranggapan, semua ini merupakan takdir, beribadah di masjid ketika Ramadan sangat dianjurkan, sehingga mendorong untuk meninggalkan rumah.

Dalam masa pandemi covid-19 ini, sebaiknya mengingukti anjuran pemerintah. Tak perlu emosi, tak perlu menebar kebencian, tak perlu menebar provokasi di media sosial. Himbauan pemerintah pasti ada dasarnya. Kenapa tidak dianjurkan beribadah di masjid? Karena berpotensi menyebarkan virus. Karena kita tidak tahu di dalam tubuh kita yang sehat membawa virus atau tidak. Dalam Islam sendiri pun, juga ada anjuran untuk menjauh jika terjadi sebuah wabah. Sementara ini, kita bisa melakukan ibadah secara berjamaah dari rumah.

Mari kita saling mengingatkan dan menguatkan. Di tengah pandemi ini, diperlukan ketenangan hati dan pikiran. Diperlukan empati dan perilaku yang nyata, untuk tetap saling menebar kebaikan. Kita harus tetap belajar untuk mengendalikan hawa nafsu di tengah pandemi ini. Namun kita juga tetap harus tetap memperbanyak ibadah. Dan bentuk ibadah ini bermacam-macam. Saling menghargai, saling membantu, bahkan saling menebar senyum pun itu bagian dari ibadah.

Mari saling mengkritik jika ada kebijakan pemerintah yang tidak benar. Tapi jangan saling menebar provokasi. Kritik dan berikan solusi. Jangan mengkritik tapi memprovokasi orang untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Sudah banyak hal yang terjadi akibat provokasi, yang merugikan banyak orang. Banyak perilaku provokasi yang melahirkan amarah tak berkesudahan.

Amarah dan emosi hanya akan memperburuh imun kita. Sementara di masa pandemi ini, kita harus terus menjaga agar imun tetap sehat. Karena benteng tubuh agar tidak terhindar dari corona adalah imun yang sehat. Mari kita jadikan Ramadan nanti sebagai momentum untuk menebar kebaikan di tengah pandemic. Mari kita introspeksi dan mendekatkan diri pada Tuhan, berdoa agar segera dihindarkan dari segalah pengaruh covid-19. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan, tetap di rumah dan jaga kesehatan. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun