Mohon tunggu...
Setia Budhi
Setia Budhi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gara-gara Persib, Sekarang Aku Mengidap Penyakit Lanus

27 Maret 2018   09:56 Diperbarui: 27 Maret 2018   10:18 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: pojoksatu.id)

Melihat pertandingan Persib vs Ps Tira kemarin sore, hati ini merasa gundah-gulana. Saya semenjak kecil sudah menjadi bobotoh Persib, merasa ada yang hilang dari Persib. Dari dulu, Pangeran Biru terkenal dengan umpan-umpan pendek yang cepat dan kerja sama tim yang apik.

Tapi entah kenapa sekarang Persib sejak Kang Jajang didepak dari kursi pelatih, ciri yang sudah menjadi identitas Si Pangeran Biru tersebut lenyap. Pangeran Biru sekarang sudah tidak mempunyai ciri lagi. Mereka bermain bagaikan tanpa komando. Acak kadut!

Saya rindu dengan Yusuf Bachtiar seorang "Jendral Kancil" lapangan tengah. Saya kangen dengan sundulan Ajat Sudrajat yang meluncur deras masuk ke dalam jaring musuh. Saya "deungdeuleueun" gocekan Uut Kuswendi, Jajang Nurjaman, Nyanyang  yang menyisir kelimis sisi lapangan kiri musuh. Menusuk jauh ke dalam pertahanan musuh. Jarang yang mampu menghadang kelincahan mereka.

Sekarang lahir penerus kelincahan Jajang Nurjaman. Seorang anak muda yang bernama Febry Haryadi. Semua orang Indonesia (bahkan dunia internasional) mengakui kehebatan anak muda ini. Sudah banyak bek-bek tangguh klub-klub ternama Indonesia yang merasakan 'malu', karena bisa dikolongin oleh anak muda ini. Tapi entah kenapa Persib yang notabene pemiliknya tidak bisa memanfaatkan kehebatan seorang Febry!

Apakah ini karena Persib terlalu bergantung kepada seorang Febry? Saya rasa tidak juga. Di samping Febry Persib masih mempunyai beberapa pemain handal di posisinya masing-masing. Ada I Made Wiryawan, seorang penjaga gawang Timnas. Ada Haryono, Si Gelandang Pengangkut Air. Ada Supardi, Si Tua-tua Keladi. Ada Tony Sucipto, Si Kidal nan tangguh. Ada Henhen, anak muda yang enerjik. Ada Ezechiel, Si Keling yang beringas. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi mengapa dengan segudang pemain berbakat dan mumpuni, Persib susah sekali bikin gol!

Saya sedih sekali melihat pertandingan Persib kemarin sore. Biasanya Persib yang suka mengacak-acak pertahanan lawan. Kok kemarin sore mah terbalik. PS Tira yang bukan tim tangguh, malah asik mengacak-acak pertahanan Persib. Akhirnya gol semata wayang Ezechiel bisa dilunasin dengan tunai oleh pemain PS Tira.

Yang bikin nyesek lagi adalah gol balasan dari PS Tira terjadi pada masa detik-detik terakhir wasit mau meniupkan peluit, tanda pertandingan berakhir! Mau nangis sudah gak bisa. Karena air mataku sudah banyak tertumpah sebelumnya.

Dulu waktu jamannya perserikatan. Tepatnya tahun 80an sampai dengan pertengahan 90an. Saya sebagai bobotoh sejati, jarang sekali menangis! Ya, karena pada waktu itu Persib jarang sekali kalah. Banyakan menangnya. Bahkan sering juara. Seingat saya, saya pernah nangis sejadi-jadinya nangis (sampai-sampai tak bisa tidur dan tak bisang enak makan), yaitu waktu Persib kalah untuk kedua kalinya di final oleh musuh bebuyutan Persib, yang lain dan tak bukan adalah PSMS Medan!

Dan yang bikin fenomenal (menurut saya) adalah saya tidak melihat langsung pertandingan tersebut. Baik nonton langsung ke Senayan (dulu bukan GBK) maupun di TVRI. Saya hanya mendengarkan lewat siaran RRI! Dan besoknya saya tak mau melihat Koran Pikiran Rakyat. Periiiiih.....

Itulah Persib yang saya rasakan dulu. Jarang sekali menangis. Sekalinya menangis, keluar semua itu air mata. Tapi sekarang...menangis terus setiap melihat Persib bermain. Saking terus-menerus keluar, sekarang saya menangis tanpa keluar air mata. Persis  anak kecil yang lanus.

Lanus adalah  anak kecil yang sering merengek dan menangis, tapi tidak ke luar air matanya (Istilah orang Kuningan, Jawa Barat). Persib bangkitlah. Febry bikin gol sebanyak-banyaknya. Kasihanilah daku, Febry. Seorang bobotoh yang sekarang terserang penyakit lanus!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun