Potensi perpecahan dan suhu politik yang memanas juga terjadi jelang Pilkada Pemalang 2020 lalu.
Tentunya setelah ditetapkannya Mukti Agung Wibowo dan Mansur Hidayat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pemalang secepatnya melakukan konsolidasi sosial dan politik untuk semua lini masyarakat Pemalang, yang kemarin berbeda pilihan. Baik itu tim sukses maupun pendukung serta relawan ketiga kandidat kemarin.
Sehingga masyarakat Pemalang dapat bersatu, "Bersatu untuk kuat dan kuat karena bersatu".
Kalau Rakyat tidak bersatu, maka akan sulit untuk membangun. Tentunya konsolidasi sosial politik ini harus dikedepankan dan didahulukan bukan malah melakukan langkah yang sama sekali tidak penting bagi kepentingan rakyat dan cenderung kontra produktif.
Beberapa langkah yang malah cenderung blunder ketika Kepala Daerah lebih mendahulukan mengurusi pergantian kepengurusan KNPI yang dualisme, triolisme kepengurusan Dewan Kesenian , pergantian di Yayasan Satya Praja yang tidak melalui prosedur dan upaya mosi tidak percaya dilanjutkan Musorkablub pada kepengurusan KONI.
Tentunya hal tersebut tidaklah urgent bagi dalam sosial politik di Kabupaten Pemalang.
Rakyat tidak butuh dagelan politik seperti itu mas! (*)