Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Timnas Indonesia (PSSI) Seperti Orang Buta!

6 Oktober 2012   22:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:09 2229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ditulis dalam sebuah hikayat di buku yang saya baca di perpustakaan saat jaman sekolah SD dulu. Tersebutlah dua orang desa yang hidupnya bertetanggaan, sebut saja namanya Sastro dan Wakijo (berhubung ane lupa nama tokohnya, mending buat perumpamaan aja yg penting esensi kisah gk ilang). Sastro ini adalah orang buta sejak lahir. Menginjak dewasa, Sastro sudah hidup sebatang kara tanpa sanak saudara. Meski dirinya buta, namun dia tidak memiliki niat untuk memanfaatkan kekurangannya tersebut untuk mengemis. Dengan kebiasaan sejak kecil yang ditanamkan orang tuanya, Sastro cakap dalam memelihara kambing, baik itu dalam hal mengurus maupun menyiapkan rumput untuk kambingnya. Bahkan Sastro sering membantu tetangganya mencarikan rumput. Bukan hal sulit bagi Sastro untuk mencari dan memilih rumput yang sekiranya bisa untuk pakan ternak, karena memang ilmu yang diajarkan orang tuanya benar-benar ia kuasai. Dan dari rumput itulah Sastro mendapat upah alakadarnya dari yang memintanya mencarikan rumput tersebut. Dengan kehidupan itulah ia dapat mencukupi kehidupan kesehariannya. Ia merasa sangat bersyukur ditengah kekurangan yang ia punyai.

Berbeda dengan Wakijo, ia adalah anak orang kaya. Segala kebutuhannya hanya tinggal meminta kepada orang tuanya, pasti langsung terpenuhi. Tak heran atas sikap yang terlalu mengandalkan orang tua tersebut membuat dirinya jadi sombong, apalagi orang tuanya adalah orang yang disegani dan terpandang di seantero kampung.

Entah apa yang ada di pikiran Wakijo, melihat Sastro yang buta, ia tidak merasa senang dan selalu ingin mencari-cari kesalahannya untuk dibandingkan dengan kehebatan dirinya. Ujung-ujungnya, seantero kampung pun tak lepas dari dengungan cibiran Wakijo terhadap Sastro. Di berbagai penjuru kampung, mendengar cibiran Wakijo terhadap Sastro, ada yang acuh, ada yang semangat "ngomporin", ada pula yang miris dalam hati melihat sikap Wakijo yang arogan.

Alkisah pada suatu malam yang gelap gulita, Sastro merasa ingin buang hajat di kali. Sastro yang buta pun kemudian mengambil obor dan berjalan menuju kali. Di perjalanan, Sastro bertemu dengan Wakijo, dan seperti biasanya Wakijo pun mulai membombardir dengan mengeluarkan jurus-jurus cibiran kepada Sastro.

Wakijo : "Hai orang buta, kenapa kau malam-malam begini berjalan membawa obor. Kau ini orang buta, apa gunanya kau malam begini membawa obor? Memang dengan membawa obor, kau bisa menerangi jalan yang kau lalui? Bukankah dunia ini hanyalah gelap bagimu, hah?"

Sastro : "Hai orang yang buta hatinya. Tidak berpikirkah engkau bahwa aku membawa obor ini dengan tujuan bila kebetulan ada yang berpapasan denganku, dia akan mudah melihatku. Bila dia melihatku, niscaya dia tidak akan menubrukku. Sudah gelapkah hatimu sehingga tidak mau mengerti maksud aku membawa obor?"

#makjlebbbbb

* * * * *

Gathering para pemain bintang dari Indonesia Super League (ISL) di Batu, Malang, ternyata berbuah pada pertandingan antara ISL Super Star melawan klub Arema-Pelita (babak pertama) dan klub Persegres (babak kedua). Tentu hal ini patut kita syukuri, ternyata acara gathering para pemain bintang ISL tak hanya untuk jogging maupun berhaha-hihi saja, buktinya setelah beberapa waktu lalu bertanding dengan Batu Selection, kemarin (6/10) tim ISL Super Star juga menggelar "big match" melawan 2 klub dalam 1 pertandingan 2x45 menit.

Sungguh luar biasa publik Malang dan sekitarnya yang mengapresiasi laga ini. Stadion Kanjuruhan pun dipenuhi puluhan ribu orang yang ingin menyaksikan laga terjegerrr tahun ini. Dukungan yang "membludak" ini tentu saja sangat berbeda dengan Timnas Indonesia saat beruji-coba melawan Timnas Vietnam beberapa waktu lalu di Surabaya. Pertandingan yang merupakan International Friendly Match (pertandingan persahabatan, resmi agenda FIFA) ternyata hanya mampu menyedot animo kurang dari 10rb lembar tiket terjual.

Dari sinilah bisa diibaratkan bahwa Timnas Indonesia itu adalah orang buta. Faktanya adalah penonton yang yang menyaksikan laga tersebut tergolong sepi. Dengan minimnya dukungan tersebut, pantas bila Timnas Indonesia ini seperti orang buta, yakni sama-sama mempunyai kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun