Mohon tunggu...
Paysuchen
Paysuchen Mohon Tunggu... Administrasi - perempuan

I am ME

Selanjutnya

Tutup

Film

Good Bye My Pincess (2019) - Drama Romantis Awal Tahun 2019 (Part 1)

23 Maret 2019   11:41 Diperbarui: 23 Maret 2019   12:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : news.ptt.pc

Kalo melihat dari opening ost c-drama ini pasti bakalan tidak mengira bahwa ada unsur playfull romance yg kuat bermain di dalamnya.
Ost-nya mirip-mirip sama ost The King's Woman atau Secreet of Three Kingdom. Nuansa balada dan agak gelap. Kesannya serius habis.
.
Sebelum menemukan drama ini, aku sudah hopless ga bakalan ada drama yg bakalan seapik Ashes of Love ato Ten Miles.
Tiga bulan pertama di tahun 2019 aku lalui dengan perasaan hampa.
Ada sih drama historikal lainnya kayak Legend of Hao Lan tapi rasane ga romantis-romantis amat. Makanya sampe episode 15-an aku berhenti nontonya.
Trus ada juga I Will Never Let You Go ini lucu juga. Ada romancenya dan yg terpenting aku impress sama kemajuan akting Zhang Vin.
Cuma ya gitu agak gitu deh liatnya.
.
Oiya, pemain utama drama Good Bye ini rasanya termasuk pendatang baru. Aku belum pernah liat keduanya main drama sebelumnya. Karena itulah aku merasa pesimis ini bakalan bagus.
Syukurlah itu tidak terbukti.
.
Aku menikmati setiap episodenya. Alurnya halus tidak kerasa. Awal-awal episode banyak ketawanya dan intriknya belum kerasa bold. Yang bikin aku senang, alur dragging di drama ini nyaris tiidak ada bahkan sampai episode 37an.
Yunolah, aku benci sama alur yg dragging.
Karena kebanyakan cuma manjang-manjangin episode aja tanpa ada benang merah di dalamnya.
.
Viewnya juga dapat, spesial effect juga nyaris ga kerasa kasar.
Aku rasa ini drama sangat niat bikinnya. Karena tiap tempat cerita dibikin sedetil mungkin dan tidak ada yg mirip satu sama lainnya.
Bahkan adegan berkudanya terasa beneran.
Biasanya kalo drama lainnya sih, adegan ini cuma effect aja, bukan yg beneran naik dan melaju di atas kuda.
Untuk kostum, walaupun terasa biasa saja, namun bisa menunjukkan kondisi perasaan pemainnya.
Not so bad
.Peng Xio Ran sebagai aktris utama bermain sangat apik. Karaktenya tegas dan tidak lenjeh. Agak sedikit kekanakan namun mempesona. Tidak seperti akting kekanakan artis lainnya di drama yg berbeda. Porsinya childishnya pas untuk menunjukkan betapa dia sangat dimanja oleh orang tuanya.
Akting cerianya juga dapat. Ngeliat dia usil aja bisa bikin aku tersenyum.
Namun saat adegan sedih seperti saat dia tahu bahwa suaminya adalah penghancur klannya sekaligus pembunuh kakeknya juga masuk.
Aku nangis pas adegan ini.
.
Kalo kalian drama ini pastilah kepala kalian cenat-cenut membayangkan posisi Peng Xio Ran yg absurd banget. Di sisi lain dia mencintai suaminya namun di sisi lain dia juga membenci keberadaanya yg bisa mudah dimanfaatkan.
Genre drama ini selain historikal adalah tragedi.
Dan emang sih cocok banget kalo nonton alurnya.
Semua pemain berada dalam posisi yg awkward.
Hebatnya drama ini walaupun bernuansa tragedi, kita sebagai penonton tidak terlalu merasakan nuansa kegelapan atau hitam yg intens.
Nontonnya ringan banget dibandingkan dengan drama historikal yg bikin mengeryitkan dahi.
.
Karena drama ini masih on-going, maka penilaianku masih bersifat sementara.
.
recomended : ya
jumlah episode : 39 - on going
skor keseluruhan drama : 8/10
skenario : 9/10
Akting pemain utama laki2 dan perempuan : 9/10
Akting keseluruhan pemain : 8/10
View drama : 9/10
Konflik : 10/10
Tonton ulang : ofkors
.
No copas, share only
Salam Satu Nyali Wani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun