Mohon tunggu...
Humaniora

Kesalahan-kesalahan Dalam Mendidik Anak

25 Oktober 2017   06:50 Diperbarui: 25 Oktober 2017   07:01 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak mempunyai sugesti yang tumbuh sejak dini. Sugesti tersebut mendukung perkembangan dan pola pikir anak tersebut hingga dewasa. Sehingga orang tua dan guru harus berhati-hati dalam memberian pengasuhan anak. Karena sugesti tersebut muncul dari perkataan dan tindakan-tindakan yang mereka lihat dan merek dengar.

Nah sebagai orang tua dan guru juga harus mengerti berbagai kesalahan-kesalahan dalam pengasuhan atau pendidikan anak.

Pertama, suka berbohong kepada anak

Secara sadar atau tidak sadar orang tua sering membohongi anak dengan berbagai cerita. Seperti contoh ketika ibu-ibu menyuapi anaknya sering kali bilang bahwa itu adalah suapan terakhir, padahal setelah itu mereka masih dijejali suapan-suapan berikutnya. Terkadang anak juga diajari untuk berbohong kepada orang lain, dengan menyuruh anak mengatakan hal yang tidak sebenarnya untuk menutupi kesalahan orang tua.

Kedua, menanamkan rasa dendam pada anak

Selain mengajarkan berbohong, orang tua juga sering mengajarkan sifat dendam pada anak. Bagaimana tidak, contoh secara tidak sadar ketika kepala anak terbentur tembok, seketika orang tua memukul tembok tersebut dan yang lebih parah mterkadang juga menambahi kata " wahhh.. temboknya nakal ya,, ini liat udah mama pukul" sambil tetap memukuli tembok tersebut. sering kali orang tua tidak sadar jika hal yang sepertinya Selepetersebut adalah penanaman karakter pendendam untuk anak. Tentu jika hal ini dibiarkan terus menetus, suatu saat ketika anak ini terlukai perasaannya oleh orang lain dia akan berusaha balas dendam kepada orang tersebut.

Ketiga, kurang mendoakan anak

Zaman sudah semakin modern siang dan malam orang tua bekerja susah payah untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan anak. Ketika sampai dirumah, rasa lelah membuat orang tua harus beristirahat dan lupa untuk beribadah apalagi mendoakan anak. Padahal do'a orang tua kepada anak itu sangat Ampuh.Jangan sampai ketika sudah tidak mendoakan anak disertai ibadah, ktika emosi dengan tingkah anak malah berbicara "dasar anak nakal!" akhirnya yang terucap adalah do'a yang tidak baik.

Keempat, kurang memberikan keteladanan

Mestinya bahasa yang terbaik bagi anak bukan lah kamu tapi kita. Contoh , ayo kita sholat, ayo kita ngaji, ayo kita belajar san seterusnya. Bahasa kekitaan akan jauh lebih efektif bagi anak. Masih banyak orang tua yang hanya menyuruh-nyuruh anaknya  tapi kurang memberikan contoh. Mungkin anak hanya akan melakukannya ketika mereka disuruh bukan tertanam pada kebiasannya.

Kelima, kurang meluangkan waktu untuk anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun