Mohon tunggu...
Humaniora

Aku Ingin Tahu dengan Bertanya

20 Oktober 2017   01:46 Diperbarui: 20 Oktober 2017   01:54 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jameskennedymonash.wordpress.com

Anak-anak mempunyai pemikiran yang tajam. Terutama pada anak balita, mereka sering menanyakan hal-hal yang membuat orang tua bingung untuk menjawabnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan muncul dari apa yang telah dilihat atau dilakukan anak tersebut.  Pernahkah kamu menjumpai anak balita yang suka bertanya secara berkepanjangan, seperti ini  niih..

"mah ini itu apa?" (itu mainan dek) "mainan apa mah?" (pesawat terbang.) "pesawat terbang itu apa mah?" (pesawat terbang itu ini) "ini itu apa mah?" (itu) "itu tuh apa mah?" dan terus tidak berhenti sampai mendapatkan jawaban yang menurut mereka memuaskan dan masuk akal.

Nah, memuaskan disini bukan berarti penjelasan panjang kali lebar sampai nama ilmiyahnya disebutin. Bukan. Sebenarnya anak hanya ingin jawaban yang dapat membuatnya tertarik dan dapat mengalihkan perhatian mereka. Kebanyakan orang tua yang kurang Telaten atau kurang mengerti jawaban apa yang diberikan untuk soal yang ditanyakan anak, hanya akan memberikan jawaban asal untuk menghentikan pertanyaan yang berlangsung terlalu panjang.

Hal itu terkadang menjadi hal yang menyenangkan bahkan terdengar lucu ketika anak terus bertanya, tapi terkadang pertanyaan yang bertubi-tubi membuat orang tua merasa kesal. Lalu, Taukah anda jika jawaban-jawaban yang akan anda berikan memberikan pengaruh yang cukup besar untuk perangsang otak anak?

Adapula cara untuk menjawab pertanyaan yang berkepanjangan itu yaitu ketika pertanyaan-pertanyaan itu muncul terlalu sering orang tua dapat menjawabnya dengan panjang dan sejenak memfokuskan diri pada anak tersebut. Seperti ini "mah pesawat itu apa?" "pesawat itu kendaraan yang besar dan panjang terus bisa terbang, nah kalo adik bisa terbang memakai pesawat itu, adik bisa pergi kemana saja". Dengan begitu, anak akan menyudahi pertanyaan yang berawalan "apa?" dengan terus menerus.

 ANAK YANG CERDAS BERASAL DARI RANG TUA YANG CERDAS

Ketika anak bertanya hal yang aneh-aneh sewajarnya bagi orang tua tetap menjawabnya dengan jawaban yang logis dan dapat diterima oleh anak. Cukup jelaskan dengan sederhana saja, jika merasa pertanyaan tersebut masih sulit untuk dijawab karena umur anak (biasanya masalah gender) karena membutuhkan kehati-hatian dalam menjawabnya, orang tua dapat memikirkan ulang kata-kata penyampaiannya dengan permintaan dispensasi melalui kompromi. Misalnya dengan kata-kata "sebentar ia dek, kalua pertanyaan itu kayaknya mama harus baca buku dulu deeh" dengan permintaan dispensasi yang halus tersebut, anak akan mencerna berbagai pelajaran mengenai bertutur kata.

Selain itu, anak yang terlalih berfikir secara rasional akan lebih terasah otaknya (lebih cerdas) karena faktor terbiasa. Keperdulian sekecil inilah yang sangat dibutuhkan oleh anak. Jangan lupa bahwa masa-masa ini sangat cocok untuk penanaman karakter anak. Karena apapun yang dilihat maupun didengarkan oleh anak, akan sangat membantu proses penanaman sifat pada anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun