Sore hari saya sedang duduk di salah satu kafe yang berada di Yogyakarta sedang menikmati sedapnya kopi susu sembari di temani laptop guna mengerjakan tugas perkuliahan. Suasana di kafe itu sangat nyaman untuk mengerjakan tugas kuliah dan membuat situasi diriku menjadi rileks karena di temani lagu yang berputar pada speaker kafe tersebut. Namun, dari saya datang hingga saya selesai mengerjakan tugas ku, lagu-lagu Korea diputar dalam playlist kafe tersebut. Sebenarnya sayasedikit jenuh mendengar musik tersebut dan sejujur nya saya lebih suka musik dangdut ketimbang musik Korea. Hal ini terjadi juga ketika saya mengunjungi pusat perbelanjaan dan bahkan dirumah saya mendengar musik tersebut karena adikku yang ternyata juga gemar musik Korea. Ketika itu pula saya membuka laman YouTube video yang tranding saat itu adalah video clip salah satu Girlband Korea. Saya sebenarnya agak jengkel karena hal tersebut berbeda dengan selera musikku, tapi sayateringat kata-kata yang pernah ku baca dalam sebuah jurnal saat saya mempelajari mata kuliah Kajian Kultural Komunikasi bahwasannya Kajian kultural atau cultural studies adalah teori yang tidak hanya mempelajari perbedaan budaya tetapi juga bagaimana memahami perbedaan budaya serta meningkatkan toleransi perbedaan budaya dengan orang lain (Astuti, 2003). Saya kira Musik Korea sudah menjadi budaya pop dan menurutku ini menjadi fenomena sosial dimana banyak orang tergila-gila dengan hal yang berbau Korea. Musik Korea merupakan salah satu produk budaya pop yang kini di gemari oleh banyak orang di Indonesia bahkan dunia. Saya bersyukur mempelajari mata kuliah Kajian Kultural Komunikasi di jurusan Ilmu Komunikasi. Karena dengan belajar mata kuliah ini saya bisa bertoleransi dengan budaya yang berbeda dengan orang-orang lain. Contoh yang menurutku sedikit menarik yaitu ketika saya mencoba bertoleransi dengan budaya Musik Korea, saya mencoba mencari Musik Korea salah satu group Girlband Korea dengan sentuhan remix dj koplo. Dimana ada akulturasi didalam musik tersebut antara budaya musik Indonesia yang bernuansa dangdut koplo di padukan dengan budaya musik ala group Girlband Korea. Mungkin ini terdengar lucu, namun ini menarik dan enak juga ternyata di dengar menurut saya.
Dengan belajar Kajian Kultural Komunikasi ini juga bisa bermanfaat bagi kita yang mempelajari hal ini karena kita berpikir kritis ketika dihadapi oleh sebuah fenomena yang ada. Karena dalam Kajian Kultural Komunikasi kita tidak semata-mata hanya mempelajari budaya saja, namun tujuannya juga memahami budaya dalam segala bentuk kompleksnya serta mengkaji bagaimana hubungan tersebut mempengaruhi dan membentuk praktik kebudayaan. Dengan begitu kita tidak perlu memusnahkan perbedaan-perbedaan yang ada. Ketika saya bisa berpikir kritis dan bertoleransi atas perbedaan budaya orang lain saya merasa ada pengembangan diri. Karena Kajian Kultural Komunikasi ini juga saya juga terpacu mengeksplor pemahaman tentang budaya yang berbeda. Tentu ini menjadi penambahan wawasan dalam diriku dan membantu memahami realitas sosial yang ada di sekelilingku. Dengan wawasan karena Kajian Kultural Komunikasi bisa membuatku menambah relasi dengan orang lain. Contohnya ketika saya mengeksplor budaya musik Korea saya bisa membicarakan musik-musik tersebut dengan orang lain yang menyukai musik-musik Korea, jadi ada satu topik yang bisa membuatku berinteraksi dengan orang lain dan berkomunikasi dengan baik.
Sumber: Astuti, S. I. (2003). Cultural Studies dalam Studi Komunikasi: Suatu Pengantar. Jurnal Mediator, 4(1). Diakses dari ejournal.unisba.ac.idÂ
Â