Mohon tunggu...
Sosbud

Demam Korea di Indonesia

16 Oktober 2018   19:56 Diperbarui: 16 Oktober 2018   20:17 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman modern sekarang ini kita bisa mengetahui budaya-budaya luar negeri atau hal-hal yang sedang terjadi melalui internet. Tidak salah bagi anak-anak millenial menggunakan internet untuk informasi seperti itu. Tapi terkadang mereka bisa sangat menyukai hal-hal yang mereka dapatkan dari internet itu, bahkan menjadi seorang fanatik. 

Beberapa dari mereka yang menurut kami termasuk penggemar fanatik bisa melakukan apa saja demi menyenangkan idolanya, padahal hal-hal yang dilakukan oleh mereka hanya menyenangkan diri mereka sendiri. Dan bahkan demi mendapatkan perhatian dari idola mereka, mereka rela melukai diri sendiri dan mungkin bisa saja merugikan orang lain tanpa berpikir ulang. Contoh dari kejadian tersebut dapat dibaca disini : http://bangka.tribunnews.com/2017/12/20/2-fans-fanatik-di-indonesia-ikut-ikutan-mau-bunuh-diri-menyusul-sang-idola-jonghyun-shinee 

Sebagai contohnya K-pop atau Korean Pop dan bisa disebut juga sebagai korean wave. K-pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Bahkan diketahui bahwa 20 tahun lalu, pemerintah Korea memberi beasiswa kepada artis dari berbagai seni untuk belajar di negara barat seperti Amerika Serikat dan Eropa. Dari program itulah kemudian lahir artis-artis yang membawa ilmu dari negara barat dan mereka kemudian mengaplikasikannya ke dalam bentuk karya seni di Korea. Dari sinilah K-Pop lahir.

Perkembangan musik K-Pop ke dunia Internasional jelas sangat berpengaruh terhadap segala aspek permusikannya. Mulai dari jenis musiknya, packaging nya, gaya dance pembawaan nya dan masih banyak lagi. Korean wave memang memiliki banyak hal positifnya seperti dapat menambah teman yang suka dengan hal yang sama atau juga bisa belajar kebudayaan negara itu. tetapi ada juga dampak negatif dari Korean wave ini seperti jika ada seorang perempuan yang tidak menyukai K-Pop dan ada kemungkinan ia tidak akan mendapat teman. 

Demam K-Pop di Indonesia bisa membuat remaja-remaja di Indonesia ingin sekali mengenal artis yang dia sukai lebih dekat lagi. Bahkan banyak remaja yang tergila-gila dengan K-Pop meniru hampir segala hal yang menjadi trend mark artis-artis Korea. Mulai dari gaya bernyanyi, tarian, sampai fashion yang mereka gunakan.

Umumnya, remaja menyamakan diri mereka pada seseorang yang dianggap sebagai idola. Mereka akan berusaha untuk mewujudkan dirinya seperti gambaran tokoh idolanya itu. 

Caranya dengan meniru sifat -- sifat, kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh tokoh idola itu.

Alasan mengapa para remaja lebih menggemari budaya dari Korea daripada budaya dalam negeri dapat dilihat dari berbagai macam aspek. Budaya korea jauh lebih menarik dari pada budaya dalam negeri. Mulai dari penampilan hingga gerakan yang jauh lebih menarik.

Efek dari korean wave atau demam korea ini sangat luar biasa. Para anak muda mulai mempelajari budaya-budaya korea yang mereka anggap keren dilihat dari idola mereka, mereka mencari-cari menu makanan korea yang mereka pikir lebih enak dan lebih trending daripada makanan khas Indonesia, bahkan mereka pun meminati baju tradisional korea melebihi baju tradisional Indonesia. 

Efek dari demam korea ini sungguhlah miris. Mungkin jika dilihat dari segi ekonomi negara korea , mereka untung besar karena mereka berhasil melakukan infiltrasi budaya di berbagai negara. Tapi anak-anak muda yang sudah terlanjur menjadi seorang fanatik mereka berkemungkinan akan lupa terhadap jati diri mereka sendiri dimana mereka adalah orang Indonesia. Terlebih jika dilihat dari bagaimana aktivitas para penggemar fanatik Korean Wave. Dimulai dari menghabiskan uang yang berlebihan untuk hal -- hal yang mungkin tidak terlalu berguna bagi kelangsungan hidup sehari-hari, hingga menurut kami bisa melakukan tindakan--tindakan yang irasional.

Saat para idola mereka mengeluarkan album, photobook, merchandise, dsb. Para anak muda ini tidak akan segan menghabiskan uang ratusan ribu untuk membeli itu semua. Bahkan jika idola mereka akan mengadakan konser, mereka pun akan turut serta membeli tiket yang harganya 1 Juta keatas. adapun daripada itu, mereka melakukan hal-hal yang membahayakan para idola dan juga masyarakat. mereka bahkan rela membuntuti kemanapun para idolanya pergi, memaksa mencium mereka, dan juga melukai diri mereka sendiri agar bisa di "notice" oleh idola mereka itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun