Mohon tunggu...
BRORIVAI_Center
BRORIVAI_Center Mohon Tunggu... Politisi - Kehadiran lembaga BRC pada dasarnya untuk kemajuan Sulsel

BRC ( BRORIVAI Center )

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenal Propaganda Politik di Era Post-Truth

9 Februari 2019   19:35 Diperbarui: 9 Februari 2019   20:27 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Card staking meliputi seleksi dan penggunaan fakta atau kebohongan untuk memberikan kemungkinan terburuk atau terbaik dari suatu gagasan. Contoh penggunaan teknik propaganda ini ketika munculnya tabloid Indonesia Barokah dalam masa menjelang Pilpres. Tabloid yang muncul di pesantren-pesantren itu berisi black campaign terhadap Prabowo.

Gerobak Musik (Bandwagon Technique) Propaganda dengan teknik ini dilakukan dengan tujuan meyakinkan khalayak akan kepopuleran dan kebenaran tujuan. Teknik propaganda ini diterapkan untuk meyakinkan orang bahwa semua anggota suatu kelompok (dimana orang tersebut masuk dalam kelompok tersebut) telah menerima suatu ide atau gagasan.

Teknik bandwagon ini memposisikan sasaran sebagai minoritas. Tidak jarang kita menemui kata-kata seperti "teman-temanmu yang sudah pasti pilih Paslon 01, masa kamu saja yang pilih Paslon 02?".

Dengan menempatkan sasaran propaganda sebagai minoritas, propagandis secara tidak langsung melakukan intimidasi secara mental. Sehingga, jika sasaran menolak ide atau gagasan dari propagandis, sasaran akan terancam dikucilkan dari suatu kelompok. Contoh lainnya, terkait dengan seorang menteri bertanya kepada seorang ASN, siapa yang menggaji kamu?, dan sebagainya.

Isu Propaganda Politik Ala Rusia
Akhir-akhir ini, setelah Rusia masuk kembali dalam konflik dunia, mulai dari Ukraina, hingga Suriah, diskusi mengenai kemampuan propaganda Rusia kembali menghangat. Bahkan, mesin propaganda dan _cyber army_ mereka dituduh terlibat merecoki pemilihan presiden di AS, yang menghasilkan Donald Trump sebagai pemenang. Dampaknya, Obama membuat kebijakan untuk mengusir 35 diplomat Rusia dari Amerika.

Keberanian dan efektifitas propaganda Rusia membuat banyak pihak terpana, termasuk RAND Corporation yang membuat tulisan tentang istilah propaganda Rusia yang populer setelah menerbitkan artikel berjudul The Russian "Firehouse of Falsehood". Model Propaganda ini ditulis oleh Christopher Paul dan Miriam Matthews.

Sejak serangan mereka ke Georgia tahun 2008 silam, banyak evolusi yang terjadi dalam propaganda Rusia. Mereka secara efektif menggunakan berbagai pesan dan saluran penyebaran baru dalam kasus Krimea dan Suriah. Ada yang khas dari pola propaganda Rusia akhir-akhir ini, yaitu bersifat high-volume dan multichannel. Pesan disebarkan tanpa menghiraukan kebenaran. Dalam bahasa salah dari seorang pengamat yang kemudian mampu, menghibur, membingungkan, dan membanjiri audiens dalam sejarah propaganda baru Rusia.

Terkait dengan lontaran Presiden Joko Widodo yang mengundang komentar pro dan kontra soal istilah "Propaganda Rusia" menarik untuk dicermati secara etik dalam kehidupan bernegara dan hubungan internasional. Meskipun di tengah pertarungan politik perebutan kekuasaan, propaganda politik itu adalah sesuatu yang lumrah terjadi dimanapun.

Pandangan sejumlah pihak yang menyesalkan pernyataan Presiden Joko Widodo yang dinilai dapat mengganggu hubungan diplomatik Indonesia-Rusia pun menarik untuk didiskusikan secara akademik, karena pernyataan itu dapat ditelusuri dalam suatu catatan artikel yang diterbitkan RAND tahun 2016.

Artinya istilah itu sudah mulai populer sejak 3 tahun yang lalu dan menjadi istilah dan referensi dalam studi kajian stratejik dan global. Kalimat "Propaganda Rusia" secara terminologis sesungguhnya tidak diarahkan kepada Rusia sebagai negara, melainkan sebuah istilah yang digunakan dalam modus operandi dalam beberapa proses pemilihan umum seperti di Amerika Serikat, Brazil, dan Brexit.

Pilpres Amerika Serikat menjadi contoh pembangunan strategi operasi semburan fitnah atau teknik firehouse of falsehood dengan tujuan untuk membuat dusta mengalahkan kebenaran mencapai puncaknya. Sehingga kini sudah menjadi bagian dari metode perpolitikan baru di era post-truth.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun