Mohon tunggu...
Brian Prasetyawan
Brian Prasetyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Blogger

Generasi '90an, Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI, Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional, Menulis 3 buku solo & 14 buku antologi, Pernah menulis puluhan artikel di Media Cetak Ngeblog juga di www.praszetyawan.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Asal Pilih Jurusan Kuliah

25 Oktober 2015   12:05 Diperbarui: 25 Oktober 2015   20:43 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukup sering saya mendengar cerita tentang mahasiswa yang sepertinya merasa salah jurusan. Salah satu penyebabnya bisa karena saat memilih jurusan mereka belum tahu passionnya di jurusan bidang apa, hingga akhirnya mereka memilih jurusan dengan pertimbangan yang salah cenderung asal memilih. Maka, melalui artikel ini saya mau berbagi tips memilih untuk teman-teman calon mahasiswa supaya nantinya tidak timbul penyesalan karena merasa salah jurusan.

Sebelumnya saya mau jelaskan dulu bahwa semua yang saya tulis ini murni berdasarkan pengalaman dan pemikiran menurut saya. Jadi harap maklum kalau ada isi dari artikel ini yang menurut anda kurang tepat/kurang sesuai dengan pendapat anda.

Oke.... saya mulai dengan cerita yang pernah saya dengar berikut ini.

Saudara saya bercerita bahwa cukup banyak temannya yang merasa salah jurusan. Mereka ingin memperdalam Bahasa dan segala hal tentang Inggris tapi tidak ingin jadi guru. Tapi mereka malah memilih jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang merupakan jurusan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi guru Bahasa Inggris. Pilihan yang salah bukan ? Seharusnya kan yang dipilih adalah jurusan Sastra Inggris.

Ada contoh lain. Teman saya cerita bahwa ada temannya merasa salah masuk jurusan IT. Ironisnya, dia memilih jurusan IT karena cuma merasa dirinya "bisa komputer". Padahal masuk jurusan yang berhubungan dengan IT tidak hanya mengandalkan kemampuan menggunakan program-program dasar yang ada di komputer. Tapi ada juga materi hitung-menghitung, jaringan komputer dan elektronika. Sialnya, itu juga menjadi pengalaman pribadi saya. Saya pernah coba tes masuk ke UNJ dan memilih teknik komputer, hanya karena saya merasa "bisa komputer". Untung saja saya tidak diterima di UNJ, jadi saya terhindar dari penyesalan salah jurusan.

Dari contoh itu bisa disimpulkan, saat memilih jurusan kuliah harus digali dahulu lebih dalam informasi tentang jurusan tersebut. Jangan sampai salah duga atau salah persepsi tentang jurusan itu.

"Mampu atau Tidak Mampu"

Jika calon mahasiswa sudah memiliki pasion yang ada pada dirinya, tentu mudah menentukan jurusan kuliah. Tinggal memilih jurusan apa yang cocok dengan pasionnya. Namun banyak juga calon mahasiswa yang belum tahu apa pasionnya atau cita-citanya. Tentu sulit memilih jurusan ketika belum terpikirkan profesi apa yang diinginkan setelah lulus kuliah. Untuk kondisi seperti itu,  menurut saya dalam memilih jurusan yang perlu dipertimbangkan bukan masalah "suka atau tidak suka", tapi tentang kemungkinan apakah kita akan mampu atau tidak mampu menjalani dan menyelesaikan kuliah di jurusan tersebut.

Jangan Mengandalkan Kriteria yang Sudah Mainstream

Nama besar kampus sudah menjadi kriteria yang biasa dipakai

Mungkin mahasiswa merasa salah jurusan karena pada awalnya saat mencari tempat kuliah, ia hanya mempertimbangkan hal-hal yang sudah biasa seperti prospek kerja, biaya kuliah, dan kualitas/suasana kampus/nama besar kampus di mata masyarakat secara umum. Saya mengatakan demikian karena itu berdasarkan pengalaman saya. Saya bukan mau mengatakan bahwa hal-hal tersebut merupakan pertimbangan yang salah. Justru hal-hal tersebut penting juga. Namun maksud saya pertimbangan yang dipakai jangan berhenti sampai disitu saja. Carilah lagi informasi lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan sehingga membuat kita semakin yakin dengan jurusan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun