Belakangan ini, dunia bisnis banyak berubah karena perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan AI. Dulu kita hanya tahu istilah ini dari film, tapi sekarang sudah benar-benar digunakan di berbagai bidang. Banyak perusahaan memakai AI untuk membantu kerja sehari-hari, mulai dari membaca data, melayani pelanggan, sampai menentukan Strategi Pemasaran.
Di Indonesia, pemakaian AI semakin terlihat jelas. Contohnya, Gojek dan Tokopedia memanfaatkan AI untuk memahami kebiasaan pengguna agar layanan mereka lebih tepat sasaran. Bank besar seperti Mandiri dan BCA  juga memakai Chatbot supaya nasabah  bisa bertanya tanpa harus datang ke kantor. Menurut laporan Mckinsey (2024), penerapan AI bisa membuat produktivitas perusahaan meningkat hingga 30 persen.
Tapi tidak semua efeknya baik. Banyak pekerjaan yang dulu dikerjakan manusia kni bisa digantikan mesin. Laporan International Labour Organization (ILO) tahun 2024 memperkirakan sekitar seperempat pekerjaan di Asia Tenggara bisa tergantikan otomatisasi dalam sepuluh tahun. Ini tentu bikin tantangan baru, karena banyak orang harus menyesuaikan diri. Pemerintah dan perusahaan perlu kerja sama menyiapkan pelatihan digital agar masyaraka tidak tertinggal.
Selain itu, masalah privasi juga harus diperhatikan. AI bekerja dengan memproses data dalam jumlah besar, jadi keamanan data pribadi jadi hal penting . Pemerintah Indonesia lewat Kominfo sudah membuat Undang-Undang perlindungan data pribadi dan panduan etika AI agar teknologi ini bisa digunakan secara aman dan bertanggung jawab. Meski punya risiko, AI tetap membuka peluang besar. Anaka muda Indonesia juga mulai berperan di bidang ini. Misalnya startup Nodeflux membuat sistem keamanan kota berbasis analisis video,dan kata.ai mengembangkan chatbot berbahasan Indonesia yang digunakan banyak perusahaan. Contoh ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya milik perusahaan besar, tapi juga bisa jadi ruang inovasi bagi generasi muda.
AI memang membawa dua sisi. Di satu sisi, bisa membantu bisnis jadi lebih cepat dan efisien. Tapi di sisi lain, kalau tidak dikelola dengan bijak, bisa menimbulkan kesenjangan baru. Karena itu, masa depan bisnis tidak hanya tentang siapa yang paling maju dalam teknologi, tapi siapa yang paling bijak dalam menggunakannya untuk manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI