Mohon tunggu...
Brenda Angellie
Brenda Angellie Mohon Tunggu... Mahasiswa

Universitas Kristen Duta Wacana

Selanjutnya

Tutup

Palembang

DBD dan Hari Malaria Sedunia: Arti Penting Kesadaran Masyarakat Palembang

14 Juni 2025   07:00 Diperbarui: 14 Juni 2025   01:03 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Palembang. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Ryan Zulqudsie

Hari Malaria Sedunia yang diperingati setiap tanggal 25 April menjadi momen penting untuk menyoroti tantangan penyakit tular vektor di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meski malaria masih menjadi prioritas nasional dalam upaya eliminasi, kita tidak boleh melupakan ancaman nyata dari penyakit tular vektor lainnya seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus menunjukkan jumlah kasus yang fluktuatif, khususnya di Kota Palembang.

Dengan kondisi geografis aliran sungai yang luas, curah hujan tinggi, dan sistem sanitasi yang belum optimal, kota Palembang menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua spesies ini adalah vektor utama penyebaran virus dengue yang menyebabkan DBD. Meskipun pemerintah daerah telah melakukan berbagai intervensi seperti fogging dan distribusi larvasida gratis, upaya tersebut seringkali hanya bersifat jangka pendek dan belum menyentuh akar masalah: kesadaran dan partisipasi masyarakat. Masih banyak warga yang abai terhadap pencegahan sederhana seperti menguras bak mandi, menutup wadah air, atau membersihkan saluran air. Akibatnya, siklus hidup nyamuk tidak pernah benar-benar terputus. 

Momen Hari Malaria Sedunia ini seharusnya kita maknai lebih luas: sebagai seruan untuk memperkuat gerakan melawan semua penyakit tular vektor, termasuk DBD. Sudah saatnya mengedepankan strategi berkelanjutan seperti promosi kesehatan, kolaborasi lintas sektor, penggunaan inovasi lokal (misalnya tanaman anti nyamuk di pekarangan rumah), penggunaan kawat kasa untuk ventilasi rumah dan turut serta melakukan program pemberantasan nyamuk. Karena sesungguhnya, melawan DBD bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau tenaga kesehatan, tapi merupakan bentuk tanggung jawab sosial setiap individu terhadap lingkungannya. Dalam peringatan Hari Malaria Sedunia ini, mari kita nyalakan semangat untuk menjadi masyarakat yang mendukung hidup lebih bersih, peduli, dan lebih aktif dalam menciptakan Palembang yang bebas dari ancaman vektor penyakit. Palembang melawan! 2030 Palembang bebas DBD!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun