Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ramah Tamah Sahabat JKN dengan Menteri Kesehatan RI

9 Agustus 2015   18:23 Diperbarui: 9 Agustus 2015   18:23 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, 5 Agustus 2015 – Bertempat di Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, kami para Blogger berbincang santai dengan Ibu Nila Moeloek yang didampingi oleh Sekjen Kemenkes Untung Suseno, Donald Pardede dan Asikin Iman. Intinya menggali akar permasalahan kesehatan masyarakat secara umum.

Laju pertambahan penduduk di Indonesia setiap tahunnya meningkat, kondisi ini membuat lahan menyempit. Kebutuhan sandang, pangan dan papan semakin besar dan berimbas pada kondisi gizi yang diterima oleh masyarakat. Diharapkan ketahanan pangan meningkat, sehingga sumber bahan makanan pokok tidak tergusur lahannya oleh pembangunan rumah, jalan dan infrastruktur lainnya. Pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Menurut Ibu Nila Moeloek, kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa bergantung pada kesehatan jasmani dan rohani setiap individunya. Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang layak, bersih dan didikan yang baik akan menjadi generasi berkualitas. Begitu pula dengan pemberian nutrisi serta pendidikan yang cukup, sangat diperlukan untuk menuju keluarga yang sejahtera. Untuk mencapai hal ini, diperlukan beberapa strategi diantaranya meningkatkan perekonomian dengan membuka banyak lapangan pekerjaan. Tak hanya untuk sektor formal, setiap individu harus mampu bersikap kreatif dan inovatif.

“Jika memang pertambahan penduduk terus meningkat, diharapkan pada perkiraan Tahun 2020-2030 mendapat Bonus Demografi, yang artinya masyarakat usia produktif harus benar-benar memiliki skill memadai untuk memperoleh pekerjaan yang layak agar dapat membiayai masyarakat lanjut usia.” Kata Ibu Nila.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, masih terdapat 44,54% masyarakat Indonesia yang jauh dari perilaku hidup sehat. Seperti tinggal di pemukiman kurang layak, tidak mendapatkan makanan yang cukup nutrisinya dan tak mempunyai jaminan kesehatan. Pemerintah bergerak dalam mencapai solusi ini melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan tiga pilihan premi yang ada, bisa dipilih sesuai kemampuan masyarakat. Untuk Kelas 1 Rp.59.500,  Kelas 2 Rp.42.500 dan Kelas 3 Rp.25.500. Sistemnya gotong royong. Yang mampu membantu yang tidak mampu. Program yang sudah berjalan dari Januari 2014 ini, juga menyelenggarakan JKN PBI (Penerima Bantuan Iuran) bagi yang benar-benar tidak mampu membayar iuran bulanannya. “Kesadaran masyarakat dalam kepemilikan JKN sangat diharapkan pemerintah karena dengan kepemilikan JKN, dapat menjamin kesehatan mulai dari tingkat primer. Sehingga masyarakat yang selama ini tak sanggup berobat dapat dengan mudah memperoleh fasilitas kesehatan sesuai dengan kelas yang diambilnya.” Kata Ibu Nila.

“Jangan malu atau gengsi berobat menggunakan JKN, karena masyarakat membayar premi, ini bukan gratisan. Paradigma masyarakat yang menganggap sebelah mata terhadap asuransi kesehatan dari pemerintah harus dihilangkan. Karena ini adalah Jaminan Kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia tak memandang kaya atau miskin.” Ujar Ibu Menteri.

Adanya isubahwa BPJS JKN adalah haram, itu tidak benar. Hasil dari rapat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) menghasilkan temuan bahwa JKN tidak haram, malah baik programnya untuk kesehatan masyarakat. Dari hasil temuan ini, semua pihak menganjurkan agar masyarakat tetap mendaftar kepesertaannya dalam JKN. Serta memperbanyak sosialisasi untuk memberikan kekuatan pemahaman lebih luas lagi.

Menyenangkan sekali berbincang dengan Ibu Nila. Selain diselingi jokes beliau juga pandai mencairkan suasana. Awalnya kami tegang dan sangat resmi tapi berhasil dicairkan dengan presentasi yang serius tapi santai.

Terima kasih untuk Mas Anjari Umarjianto dari Pusat Komunikasi Publik Kemenkes atas kesempatannya mengajak kami bertatap muka dan berbincang langsung dengan Ibu Nila Moeloek.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun