Mohon tunggu...
BPOM RI
BPOM RI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

18 Jurus yang Wajib Kamu Tahu untuk Jadi Generasi Cerdas dalam Mengonsumsi Obat

17 Agustus 2018   18:03 Diperbarui: 17 Agustus 2018   18:08 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 Pak Eko masuk rumah sakit usai ditemukan tak sadarkan diri di rumahnya . Singkat cerita, ternyata pak Eko baru saja minum obat yang kadaluarsa. Halo generasi cerdas! Selain baca doa, menurut kamu, apa sih yang perlu pak Eko lakukan sebelum mengonsumsi obat? 

Saat obat yang kamu konsumsi ternyata tidak berkhasiat, atau malah menimbulkan keracunan dan bahkan kematian, siapa yang kamu tunjuk untuk bertanggung jawab? Negara? Ya!

Pemerintah memiliki Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang sibuk meregulasi keamanan obat, secara full spectrum , dari awal obat dibuat hingga akhirnya siap dikonsumsi. Pelaku usaha? Tentu! Mereka yang memproduksi, mengedarkan, serta yang menyerahkan obat senantiasa dituntut untuk menjaga jaminan mutu obat.

Lantas, kamu sendiri bagaimana? Apa tanggung jawab yang kamu lakukan sebelum mengonsumsi obat?

Alih-alih sekedar menyalahkan pihak lain, kalau kamu generasi cerdas, kamu bisa lho melindungi diri sendiri dari bahaya yang mungkin muncul selama mengonsumsi obat. Generasi cerdas di samping membeli obat di sarana resmi juga selalu mengecek informasi obat.

Tulisan ini secara singkat akan mengenalkan jurus satu hingga delapan belas supaya kamu menjadi bagian dari generasi yang cerdas dalam mengonsumsi obat. Hey, nomor 12 bikin kamu melongo!

Satu, kamu pastikan bahwa kemasan obat dalam kondisi baik dan layak baca. Karena kemasan yang baik selain menggambarkan kualitas isinya juga membantu kamu membaca label yang ditulis dengan ukuran cukup imut. Oh ya, penandaan/label bisa kamu temui di bungkus luar, di catch cover, di etiket, di strip/blister, di ampul/vial, dan juga di brosur.

Dua, kamu cermati nama atau merek obat. Nama obat harus terbaca dengan benar serta jelas. Banyak lho merek obat yang tulisan dan/atau bunyinya terdengar mirip (look alike sound alike) padahal khasiatnya berbeda, misal Alupurinol dengan Haloperidol. Menariknya, di sisi lain ada orang yang menolak menggunakan obat Mefenamic Acid sebagai pengganti Asam Mefenamat. Padahal nama obat ternyata juga memiliki sinonim yang tertulis bahasa latin/Inggris dengan bahasa Indonesia.

Tiga, kamu identifikasi apa sih nama generik dari obat bermerek. Hampir setiap obat bermerek disertai identitas generiknya. Contohnya, pada obat Sa*mol atau Pam*l, pasti ada tulisan Parasetamol. Parasetamol inilah nama generik dari obat tersebut.

Empat, kamu lihat Harga Ecer Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pabrik. Permenkes RI nomor 98 tahun 2015 menyebutkan, apotek, toko obat, atau instalasi farmasi hanya boleh menjual obat dengan harga yang sama atau di bawah HET.

Lima, kamu perhatikan bentuk sediaan obat, apakah tablet, krim, serbuk, drop/tetes, supositoria, dan masih banyak istilah lain lagi. Dengan kamu paham berbagai macam bentuk obat, kamu akan lebih cerdas memilih bentuk obat yang paling tepat. Seperti kamu yang mungkin lebih nyaman mengonsumsi obat dalam bentuk sirup dibanding tablet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun