Mohon tunggu...
Boy
Boy Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Enthusiast

Do what you cant!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cerita di Balik Nama Samaran Penyiar Radio

6 Februari 2015   22:48 Diperbarui: 12 September 2018   12:17 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penyiar Radio (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Sebelum menjadi penyiar radio, saya selalu penasaran dengan sosok yang berbicara di depan mic. Suara sang penyiar yang indah selalu membuat saya menerka-nerka, “siapakah orang yang berbicara ini?”. 

Saya rasa tidak hanya saya, pendengar lain pun juga terkadang demikian. Bahkan saking cintanya pendengar dengan suara si penyiar, ia rela menjelajahi dunia maya untuk menemukan akun sosial medianya. 

Penggemar yang fanatik bahkan bisa “nekat” berkunjung ke studio untuk bertemu langsung dengan si penyiar, karena ia penasaran seperti apa rupanya. Tapi sayang, terkadang ada juga pendengar yang akhirnya gagal tidak bisa menemukan identitas si penyiar. Usut punya usut si penyiar selama siaran ternyata menggunakan nama “samaran”.

Lantas, kenapa ada penyiar yang menggunakan nama samaran? Selama saya menjadi penyiar radio, saya banyak mengamati penyiar-penyiar radio di kota saya, termasuk penyiar radio di tempat saya bekerja. Beberapa dari mereka ada yang menggunakan nama asli dan nama samaran saat siaran radio. Penasaran kenapa mereka menggunakan nama samaran? Berikut pengamatan sederhana saya:

  1. Gaya bicara. Contohnya bila seorang penyiar memiliki gaya bicara khas anak muda, maka ia “disarankan” menggunakan nama yang mirip dengan aktris atau aktor kekinian. Dan biasanya ini kesepakatan pihak radio dengan si penyiar untuk perubahan nama. Lalu apa untungnya? Hal ini dibuat supaya pendengar memiliki imajinasi yang lebih ketika mendengar suara si penyiar. Ketika pendengar tertarik dengan suara dan nama penyiar ini lah, biasanya mereka akan mendengarkan radio di saluran yang sama, dan ini merupakan sebuah keuntungan bagi pihak radio. 
  2. Tidak ingin dikenal. Perubahan nama juga bisa terjadi karena si penyiar tidak ingin nama aslinya dikenal oleh pendengar. Latar belakangnya beragam, bisa saja si penyiar merasa bahwa namanya tidak bisa “menjual”, malu dengan tetangga, atau takut dikejar-kejar penggemar. Pemilihan nama biasanya diserahkan secara penuh kepada penyiar, asal ia bisa bekerja dengan baik dan penuh percaya diri saat siaran.
  3.  Menghindari nama ganda. Misalnya saja ada penyiar baru yang ingin menggunakan nama aslinya untuk siaran, tapi tidak bisa digunakan karena ada penyiar lama yang memiliki nama yang sama. Maka pihak radio menyarankan untuk menggunakan nama samaran saja, supaya tidak ada dua nama ketika siaran radio. Sebab hal ini dapat menimbulkan kebingungan bagi pendengar, karena ada satu nama dengan suara yang selalu berbeda tiap siaran.

Nah itu tadi hasil pengamatan sederhana saya mengenai nama samaran yang digunakan penyiar radio. Ingat, tidak semua penyiar menggunakan nama samaran, ada beberapa yang menggunakan nama asli. 

Jadi kalau kamu sangat menggemari penyiar radio dan ingin bertemu, jangan ragu untuk terus mengejarnya. Siapa tahu kamu bisa bertemu langsung dengan si penyiar. Semangat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun