Mohon tunggu...
Bonefasius Sambo
Bonefasius Sambo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang gemar menulis

Penulis Jalanan ~Wartakan Kebaikan~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melodi Hati

24 Februari 2019   16:41 Diperbarui: 24 Februari 2019   16:51 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada suatu hari datanglah seorang pemuda di sebuah warung makan (kantin). Pria muda ini mengenakan baju kaos oblong berwarna hitam. Sederhana tapi menarik. Tinggi badannya semampai dengan kumis-kumis tipis menghiasi area sekitar dagunya. Ia kelihatan ramah. Hal ini tampak, saat ia memasuki kantin itu. Spontan ia memberi salam dan menyapa orang yang sedang berpapasan dengan dirinya. Walau bersikap demikian sikap percaya dirinya tetap terlihat dan makin elegan.

Selang lima menit seorang ibu dan anaknya masuk ke kantin itu. Mereka mungkin barusan turun ke kota. Menjual hasil bumi sekaligus belanja keperluan rumah tangga mereka. Seperti biasa orang seperti ibu dan anak itu tak banyak bicara. Mereka hanya menjawab pertanyaan dari pelayan kantin itu. Dan menyampaikan menu mereka.

Seorang pelayan lalu membawa masuk pesanan mereka. Dua piring nasi campur. Mereka tak memesan es teh apalagi es campur untuk melengkapi kenikmatan santap siang mereka. Sang ibu terus mengingatkan anaknya agar lebih cepat menghabiskan nasi campur jatah anaknya. Namun sayang, si anak seperti tak menghiraukan pinta ibunya.

Mata sang pemuda itu terus menyoroti keberadaan dua orang itu. Sorot matanya penuh perhatian. Sesekali ia tersenyum. Tak tahu, entah apa yang dipikirkannya. Namun dari roman mukanya terpancar  sesuatu yang baik walau misterius.

Seorang wanita muda masuk dengan tampilan seperti pegawai bank. Ia tak sungkan duduk di samping kedua orang itu. Seorang pelayan masuk, wanita muda ini langsung memesan es campur. Beberapa menit kemudian pesanan si wanita muda ini sudah dibawa ke meja tempat ia duduk. Ia benar-benar menikmati es campur pesanannya sambil sibuk dengan gadget miliknya. Ya inilah fenomena kekinian.

Ia lalu melirik ke dua orang itu. Seorang ibu dan seorang anak yang tepat duduk disampingnya. Seketika ia ke pantri. Ia memesan lagi dua mangkuk es campur. Kepada pelayan itu ia meminta agar es campur itu diantar ke hadapan ibu dan anaknya itu.

Akhirnya dua mangkuk es campur di antar ke hadapan kedua tamu itu. Baik ibu maupun anaknya (mereka) sedikit ragu-ragu mendapatkan kejutan ini. Si wanita muda ini dengan gestur tubuhnya memberi isyarat agar mereka langsung menyicipi traktiran darinya.

Kejadian unik ini masuk dalam radar pemuda itu. Sang pemuda itu tersenyum melihat sikap baik yang ditunjukkan oleh wanita muda tadi. Ia terus melihat wanita ini. Tak disangka aksi curi-curi pandang pemuda itu "tertangkap basah" oleh si wanita berpenampilan ala pegawai bank itu. Pemuda itu sedikit terkejut namun ia tetap memberi senyuman hangat kepada wanita itu. Dan wanita itu tersipu malu.

Tak beberapa lama pemuda itu pergi meninggalkan ketiga orang tersebut. Ia langsung ke pelayanan kantin dan menanyakan biaya yang harus dibayarnya. Pada saat itu juga pemuda ini diam-diam melunasi semua biaya pesanan ibu dan anak yang telah menggugah hatinya dan juga biaya pesanan si wanita muda yang baik hati itu.

Setelah itu menyusul wanita muda ini. Ia kaget karena pelayan memberi tahu bahwa pesanannya sudah dibayar pemuda berbaju kaos oblong tadi. Pelayan itu juga memberi tahu  kepadanya bahwa untuk pesanan si ibu dan anaknya juga sudah dilunasi oleh orang yang sama. Pelayan kantin itu juga menyampaikan titipan pesan dari pemuda yang barusan meninggalkan mereka semua.

"Kebaikan tak pernah menguap ia akan kembali kepada pemiliknya," kata pelayan kepada wanita muda ini.

Salam Damai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun