Mohon tunggu...
Bonefasius Sambo
Bonefasius Sambo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang gemar menulis

Penulis Jalanan ~Wartakan Kebaikan~

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Harus Ma'ruf Amin dan Mengapa Harus Sandiaga Uno yang Dipilih sebagai Cawapres?

11 Agustus 2018   23:41 Diperbarui: 11 Agustus 2018   23:57 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi vs Prabowo Jilid II Sumber : satu harapan

Jelas sudah bagi publik tanah air bahwa yang akan bertarung pada Pilpres 2019 nanti hanya ada dua bakal calon presiden yaitu Jokowi vs Prabowo Jilid II.

Mengenai duel ulang kedua sosok di atas ini sebenarnya sudah diprediksi oleh banyak pakar politik tanah air. Kepastian kedua nama ini kembali bertarung pada Pemilu serentak pada tanggal, 17 April 2019 setelah kedua pasangan calon ini mendaftar di KPU pada hari Jumat, 10 Agustus 2018. 

Dengan dua poros yang sudah mendaftar maka wacana tentang poros ketiga buyar. Karena Jokowi sudah mengantongi 6 parpol sebagai parpol pengusung sementara itu di poros Prabowo kebagian 4 parpol: tiga diantaranya sebagai pengusung (Gerindra, PKS, PAN) ditambah lagi Demokrat sebagai pendukung saja.

Lalu kenapa pengumuman calon wakil presiden harus ditentukan di last minute?

Pengamat politik seperti Hanta Yuda dari Pol-Tracking Institute dan Burhanuddin Muhtadi dari Indikator Politik memiliki pandangan yang sama terkait penetapan calon wakil presiden yang dilakukan di detik-detik terakhir.

Menurut mereka ada beberapa hal terkait dengan masalah strategi politik, tekanan dari partai pengusung dan soal kandidat calon wakil presiden yang harus mampu menaikkan elektabilitas calon presiden sekaligus mampu meredam isu SARA yang dibangun secara terstruktur,  sistematis dan masif.

Soal SARA kita bisa berkaca dari Pilpres 2014 dan Pilgub DKI 2017. Di Pilpres 2014, bagaimana Joko Widodo difitnah dari berbagai arah, soal keturunannya, agamanya dll. Pada Pilgub DKI 2017 Ahok yang berpasangan dengan Djarot sebagai pasangan petahana kalah telak akibat politisasi agama. Disini titik pijaknya. Sehingga penentuan cawapres begitu alot karena mempertimbangkan berbagai kalkulasi politik (untung - rugi).

Mengapa harus Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno?

Dua nama ini apalagi Sandiaga Uno adalah nama yang muncul di detik-detik terakhir. Di poros Jokowi sudah mengerucut nama Mahfud MD dari 10 nama yang diusulkan. Bahkan di detik-detik rapat (konsensus) penetapan nama cawapres, Mahfud MD sudah berada di sekitar Hotel Plataran, Menteng, Jakarta Pusat. Dari ruang "konsesus" Sekjen PKB, Abdul Kadir Karding men-tweet bahwa cawapres Joko Widodo adalah Profesor KH. Ma'ruf Amin. Publik pun sontak terkejut.

Di poros Prabowo juga masih mengembang saat itu. Tarik ulur penetapan nama cawapres belum jelas. Nama  cawapres Prabowo akhirnya menyisahkan dua nama yakni AHY, dan Sandiaga Uno yang baru saja mengemuka. Padahal, dari Itjima Ulama mengusulkan dua nama seperti Ustad Abdul Somad dan Ketua Dewan Syuro PKS, Salim Segaf Al-jufri. Kedua nama ini akhirnya juga menguap. 

Dinamika politik soal siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo sampai tengah malam belum jelas, bahkan tercium aroma tak sedap terkait mahar politik. Mahar politik 500 miliar yang dituduh oleh Wasekjen Demokrat, Andi Arief akhirnya menjadi makanan media. Soal ini sudah dibantah oleh PAN dan PKS. Pada akhirnya publik tahu, lawan Joko Widodo di Pilpres 2019 adalah Prabowo - Sandi (Sandiaga Uno).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun