Hujan perdana di Kota Waingapu malam ini cukup untuk membangkitkan imajinasi saya. Sebenarnya saya belum fit walau beberapa hari ini saya total istirahat. Maklum lagi bermasalah dengan kesehatan. Tapi aktivitas membaca dan menulis dapat mengisi hari hari yang membosankan ini.
Namun begitu, sepasang muda mudi telah menghadirkan inspirasi bagi saya malam ini. Bagi saya mereka adalah bagian dalam lingkaran hidup saya.
Cinta sebenarnya inti dari kehidupan manusia. Ia membebaskan manusia dari sekat-sekat perbedaan. Melintasi benua menyeberangi lautan. Itulah cinta.
Saya terus memantau seseorang wanita muda yang mencintai kekasihnya dalam "kesulitan". Tapi saya gembira ketika pemuda itu tulus mencintai kekasihnya. Mereka memang muda tapi dewasa dalam cinta. Saya akui itu.
Jejak-jejak perjalanan asmara sudah mereka ciptakan semasa SMA dulu. Kisah mereka tak lepas dari radar pantauan saya. Dan hari ini saya saksikan mereka tuntaskan satu langkah komitmen: pendidikan.
Mereka berbeda tapi dorongan cinta lebih kuat dari perbedaan itu. Gadis muda itu telah menerima tradisi budaya. Melepaskan kemapanannya dan membaur dengan kehidupan berkeluarga. Dia sudah bisa melepaskan teman-teman levelnya. Teman-teman elite-nya. Dia telah menerima sirih-pinang, bersarung, berkeringat menapaki jalan jalan berbukit, menuruni lembah untuk menyatu dengan sisi lain dari kekasihnya.
Sungguh indah cinta ini. Cinta yang mencintai dalam kesederhanaan.
Entahlah, apakah cinta kalian berakhir di pelaminan? Kalian sendiri yang menentukan dan Tuhan akan memeteraikannya. Tapi cara kalian saling mencintai telah memberi arti bahwa cinta itu sederhana. Namun begitu dalam kesederhanaan, kesempurnaan cinta begitu nampak.
Saya membuat tulisan ini dalam narasi yang samar. Biarlah semua orang mencari siapa gerangan kalian. Jika diujung pencarian kalian dan kamu tak menemukan siapa mereka cukup bawahlah ini dalam doa malam kalian.
Tapi yakinlah ketulusan dan kesetiaan akan berujung pada  cinta yang bahagia.
Salam Damai