Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidik Menulis

17 November 2014   19:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:36 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

verba volant, scripta manent
(yang diucapkan segera menguap,
yang tertuliskan akan abadi)

Guru menulisku telah berpulang. Tanggal 5 Mei 2009 kami mengantarkannya dan penulis ke pembaringan terakhir. Sosok inspiratif yang amat membekas dalam sanubariku. Beliau pernah berada di tengah-tengah kami. Mengajar dan membimbing sepenuh hati. Sosoknya unik dan berbeda. Di kelas ia mampu membakar semangat agar murid-muridnya gemar membaca dan menulis. Selain guru, publik mengenalnya sebagai penulis dan ahli linguistik. Murid-muridnya biasa menyapa Pak Parera. Dari nama belakangnya terlihat ciri khas nama famili dari kawasan timur Indonesia.
Pak Parera hadir di tiap kelas dengan api semangat. Kelas yang diajarnya bukan kelas yang kaku. Ia tak menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber ilmu. Lebih sering ia menunjukkan kepada kami bahwa yang disampaikannya di kelas sudah ada terlebih dulu penulis yang menulis dalam buku. Secara tak langsung ia mengajak kami untuk lebih banyak membuka mata bahwa kaum terdidik bukan seperti katak dalam tempurung. Terkadang sikap jumawa secara intelektual dapat menjadi bumerang, karena dapat menghentikan sikap rendah hati dan siap menerima pengetahuan dari beragam pihak. Di dalam kelas Pak Parera tak hanya memindahkan pengetahuan kepada kami. Tiap kami bertanya terhadap suatu topik, maka ia akan membimbing kami untuk membuka buku. “Bertanyalah kepada buku, di dalamnya ada jawaban,” ujarnya.

Buku-buku buah pena Pak Parera menghiasi beragam perpustakaan di fakultas bahasa baik dalam maupun luar negeri, terutama beberapa kampus di Jerman yang memiliki Pusat Studi dan Budaya Indonesia. Hal yang membanggakan ada beberapa judul buku beliau yang menjadi buku pegangan wajib di program pascasarjana, seperti UNS (Universitas Negeri Sebelas Maret), UGM (Universitas Gajah Mada) dan UNJ (Universitas Negeri Jakarta). Ketekunannya dalam menulis sudah berawal dengan membuat buku-buku teks pengajaran. Beberapa judul bukunya yang telah disebutkan sebelumnya sebagian besar berawal dari buku teks pembelajaran di kelas. Berkat respon yang baik dari para murid beliau mengirimkan buku-buku tersebut ke beberapa penerbit. Selain itu, beliau juga mendapat masukan dari rekan sejawat, sehingga ragam buku teks buah karyanya semakin mendekati kenyataan untuk dicetak di penerbit nasional.
Tiga penerbit yang berjodoh dengan beliau, yakni: Gramedia, Grasindo dan Erlangga. Buku-bukunya yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia antara lain: Morfologi Bahasa, Menulis Tertib dan Sistematik, Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, Belajar Mengemukakan Pendapat, Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologi Struktural, Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Buku-bukunya yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga antara lain: Teori Semantik, Linguistik Edukasional, Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Sedangkan buku Kurikulum 1994: Bahasa Indonesia: Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Landas Pikir Landas Teori diterbitkan oleh penerbit Grasindo.
Kemampuan menulisnya membawa guruku tersebut diundang ke beragam seminar kebahasaan, dosen tamu dan memenangkan proyek buku dari Bank Dunia. Dari kemenangannya menulis proyek buku Bank Dunia beliau mampu membeli mobil sedan mahal pada kala itu. Kisah suksesnya dalam menulis amat menyenangkan. Kami pun semakin termotivasi untuk suatu saat mengikuti jejaknya dalam menulis, lalu menerbitkan buku. Pak Parera selalu bersemangat saat menceritakan beragam kisah mengenai dunia perbukuan dan dampak positif dari seorang guru yang menulis. Gurat wajahnya yang sudah setengah abad, nyaris tak tampak saking bersemangat membagikan kisah dan memotivasi kami untuk mencintai buku dan dunia menulis. Ia mengungkapkan bahwa menulis adalah sebuah keberanian. Kutipan dari penulis tetralogi Pulau Buru, Pramoedya Ananta Toer yang kerap diucapkannya, ketika mengajar. Kalimat penyemangat yang singkat, namun bermakna mendalam. Pak Parera mampu menggerakkan kami untuk memulai dan mencintai dunia tulis-menulis. Ia mengungkapkan bahwa menulislah dengan menggunakan hati, bukan hanya sekedar merangkai kata tak bermakna.

Kreativitas Tak Berbatas
Virus kreativitas dari Pak Parera dalam menularkan budaya menulis mampu menggerakkanku. Sebagai pendidik aku memperkenalkan Metode PAKEM (Penulisan Aktif, Kreatif, Efektif dan Menginspirasi) dalam menggerakkan para siswa untuk mulai menulis. Di sekolah tempatku mengajar kebetulan dibuka ekstrakurikuler jurnalistik. Melalui ekskul tersebut aku menyebarkan virus menulis kepada para siswa. Perlahan namun pasti para siswa mulai mencintai aktivitas menulis. Menulis bukan lagi sebagai aktivitas membosankan.
Kecintaan mereka dalam menulis terwujud dalam proses penerbitan buku. Sudah tiga buku yang diterbitkan sekolah kami (antologi cerpen, pantun dan puisi). Para siswa mulai suka menulis berkat metode PAKEM yang selalu aku sebarkan dalam pembelajaran. Ketiga buku yang sudah diterbitkan merupakan buah ketekunan para siswa dalam menulis. Ketiga buku tersebut, yakni: Puisi yang Mendua, Remaja Punya Cerita dan Pantun Berbisik. Puisi yang Mendua memuat karya puisimaksi dan puisimini. Remaja Punya Cerita memuat kisah remaja serta persoalan yang mengitari remaja dalam bentuk cerita pendek. Pantun Berbisik menampilkan ketrampilan para siswa dalam menulis pantun. Kelahiran ketiga buku tersebut berawal dari kegelisahanku menyaksikan karya para siswa yang menarik. Aku beranggapan bahwa teramat sayang, jika karya mereka tidak terdokumentasikan dalam bentuk buku. Di sela-sela jeda mengajar, aku mengumpulkan dan menyeleksi karya para siswa yang lolos seleksi untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Ketiga buku tersebut difasilitasi penerbitannya oleh nulisbuku.com.
Ketiga buku yang telah terbit tak menghentikan langkah kreativitas para siswa dalam bidang menulis. Salah satu prestasi membanggakan saat dua murid di sekolahku berhasil menjuarai AstroPoetry Blog dari Amerika Serikat. Puisi yang berjudul Shooting Star oleh Griselda dan Sky oleh Jane Gabriella berhasil mendapat gelar Honorable Mention Young Adult Division 2013 yang diselenggarakan oleh Astronomers Without Borders. Pada lomba menulis puisi tingkat internasional tersebut ada 3 orang dari benua Asia yang berhasil mendapat juara, selain 2 murid saya tersebut. Berikut 2 puisi tersebut:
SHOOTING STAR
Love as if. You’re the shooting star, that falls for the right person, at the right time
SKY
Silent, dark and huge looking at the silent night, looking at the stars, looking at the half moon
There’s shadow on my face. Keep silent. I face this life. There’s only hope to make me strong.
Oh world, what does it mean?It’s so nice in my eyes but I don’t know the reality
I just wonder call me wanderrer.

Artikel yang diikutsertakan dalam Lomba Guru Menulis kerjasama Kompasiana dan Tanoto Foundation

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun