Mohon tunggu...
achmad soheh
achmad soheh Mohon Tunggu... Buruh - Divisi Bisnis dan IT ( information technology)

Bisnis dan IT adalah dua hal yang saling terkait, dimana keduanya akan bisa memperkuat posisi jalannya perusahaan baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perspektif Bisnis Properti dan Mall Selama Masa Pandemi COVID-19 dan Era New Normal

3 Juni 2020   18:27 Diperbarui: 3 Juni 2020   23:26 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum terjadinya pandemi covid 19, salah satu sektor riil yang cukup potensial adalah properti. Setidaknya dari data yang ada, sektor ini secara kapitalisasi pasar di tahun 2020 mencapai Rp251 triliun. Sebanding dengan 6% total kapitalisasi 9 sektor industri yang ada di Indonesia. Namun sayang akibat covid  kondisinya berubah dan kondisi bisnis retail masih tertolong dengan tingginya  tingkat pertumbuhan transaksi yang berasal dari bisnis E-Commerce. 

Sebuah peristiwa memang selalu hadir dengan dua kondisi yaitu positif dan negatif. Seperti itu juga yang terjadi pada bisnis properti dan sektor pusat perbelanjaan. 

Dengan adanya pandemi covid 19, memang dampak negatif cukup terasa pada bisnis pusat perbelanjaan.  Terlebih ketika pemerintah membuat kebijakan seperti : (1) Penerapan PSBB  (Pembatasan Sosial Berskala  Besar) (2) Konsep kerja dengan model Work From Home. Jelas kondisi bisnis mall makin terpuruk.

Buntut dari kedua kebijakan tersebut dan di  tambah adanya pandemi covid 19 terlihat pada beberapa data berikut : (1) Terjadi penurunan cars traffic antara 10-15% (2) Pertumbuhan shoppers traffic pun mengalami penurunan dari 10% menjadi tinggal hanya 7% (3)  Terjadi penurunan tinggal hunian mall dari 10-11% secara  rata-rata untuk mall yang ada di Indonesia.

Tidak  bisa di pungkiri, memang beberapa perubahan telah terjadi dalam bisnis retail moderen yang ada di Indonesia.  Sebelum covid 19 saja sebenarnya tren perubahan transaksi konsumen sudah  bergeser ke model transaksi Ecommerce. Jadi ketika covid 19 terjadi justru kondisi inilah yang makin membuat bisnis yang di lakukan dengan model Ecommerce makin meningkat.

Beberapa hal yang mempengaruhi selain masalah covid 19 adalah : (1) Terjadinya penurunan daya beli masyarakat/ konsumen secara langsung ke mall/ pusat  belanja (2) Terjadinya perubahan secara lingkungan dan inovasi dalam berbelanja (3)  Adanya tren yang mempengaruhi bisnis Online vs Offline. Kesemua itu pada akhirnya memang membawa pengaruh pada model bisnis retail moderen yang ada di  Indonesia.

Secara infrastruktur  memang terjadinya perubahan tersebut yang berkaitan dengan poal tren belanja secara online di pengaruhi oleh kondisi makro ekonomi Indonesia.  

Bisa di katakan saat ini pengguna Internet di Indonesia menjadi urutan 6 besar di dunia mengalahkan Jepang dan Rusia yaitu jumlahnya berkisar 65% dari jumlah penduduk Indonesia 267 juta jiwa.  Pola atau model aktivitas masyarakatnya yang suka swafoto, online shopping, e-commerce, e-tailing, social media, serta penggunaan mobile device, gadget, laptop adalah sebagai bentuk dari perubahan tren yang mempengaruhi culture changes.

Oleh karena itulah, karena tujuannya adalah untuk memaksimalkan kepuasan kepada konsumen maka pada akhirnya semua channel bisnis mesti diaktifkan agar kepuasan konsumen bisa di capai. Caranya tentu saja bisa dengan menggunakan beberapa channel yang menghasilkan istilah seamless shopping experience dari mulai toko fisik standalone, SMS, email, website, aplikasi mobile device, media sosial, public messenger, geo-targeting, sampai dengan pusat-pusat perbelanjaan (mall).)

Dengan melihat perubahan yang terjadi dalam bisnis retail modern yang ada di Indonesia itulah, maka saat ini dan kedepan bagi para pelaku bisnis dalam sektor retail modern perlu melakukan beberapa strategi baru. Dari mulai (1) Melakukan pengubahan strategi bisnis mallnya dengan optimalisasi kekuatan pembeli (konsumen) yang bertransaksi secara online. Caranya dengan membuat satu platform  yang bernama Virtual Mall (integrasi dari bisnis online dan offline serta offline dan online). 

(2) Perlunya bagi para pengelola mall melakukan restrukturisasi dalam konsep penataan database mallnya untuk semua  hal. Terlebih nanti pada saatnya tiba, bisnis mall harus melakukan konsep virtual mall untuk memaksimalkan potensi konsumen. (3) Menjadi satu hal yang penting saat ini dan kedepan untuk pengelola mall melakukan implementasi sistem IT. Hal ini  penting di lakukan agar bisa memaksimalkan fungsi dan keunggulan mall sebagai salah satu media promosi dan penjualan produk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun