Sebuah kehormatan bahwa Aki Hensa bersedia menerima apresiasi dan masukan dari hamba untuk salah satu karya fiksinya, "Hubungan Toksik Pertunanganku".
Bangunan kisah
Cerpen ini menyajikan bangunan kisah yang menarik tentang hubungan toksik. Tema yang dipilih Aki Hensa cukup unik. Bukan asmara secara umum, tetapi yang bersifat racun. Yuk, bisa kita baca sambil joged "Keong Racun" (wah, ketahuan umur, nih).
Sebenarnya judul cerpen bisa dibuat dengan menggunakan ungkapan populer seperti: "Memori Keong Racun" atau  "Kamu Asyik tapi Toksik".
Alur cerita yang digunakan Aki Hensa adalah alur mundur. Ini tampak dalam kalimat "Tujuh tahun yang lalu Anindia Nilajuwita sudah mampu berdamai dengan masa lalu."
Salah satu keunggulan alur mundur adalah penyajian masa lalu para tokoh yang bisa menjadi "kejutan" ketika dihubungkan dengan masa kini. Akhir kisah bisa sulit diduga pembaca. Cerpenis memegang kendali atas kisahnya.
Saya sendiri juga senang memakai alur mundur ini. Sila baca karya bersahaja saya: "Mawar untuk Elena".
Premis utama cerpen karya Aki Hensa ini adalah usaha tokoh utama, Anin untuk berdamai dengan masa lalu. Rangkaian kisah bertujuan melukiskan langkah yang tidak mudah untuk mencapainya.Â
Upaya Aki Hensa untuk memperkenalkan tokoh utama sudah cukup baik. Anin dilukiskan sebagai seorang mahasiswi yang ceria. Ia wanita paramarta berdarah Sunda. Wah, puan Sunda mah memang geulis, ya.
Keunggulan Aki Hensa dalam memperkenalkan tokoh utamanya adalah bahwa Aki Hensa melakukan secara bertahap dan halus. Tidak seperti kecenderungan penulis pemula yang ingin segera membombardir pembaca dengan informasi di awal kisah.