Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Sejarah, Muruah, dan Prospek Cerah Rempah Indonesia di Italia dan Eropa

30 Agustus 2021   14:52 Diperbarui: 1 September 2021   03:53 2123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rempah dan bumbu dapur Indonesia - Galeri Ega/Wikimedia CC 4.0

 

"Titik awal Era Ekspansi Eropa […] tidak ada hubungannya dengan kebangkitan agama atau kapitalisme, namun sangat berkaitan dengan lada." (Henry Hobhouse)

Membincangkan soal Jalur Rempah Indonesia dan pengaruhnya bagi dunia seakan tak lengkap jika kita tak mengulik jejak sejarah, muruah, dan prospek cerah rempah Nusantara di Italia dan Eropa. Hal ini akan membantu kita dalam merancang upaya rekonstruksi dan revitalisasi Jalur Rempah bagi kemaslahatan bersama. 

Jejak sejarah rempah Nusantara di Eropa

Rempah-rempah Nusantara telah lama meninggalkan jejak sejarah di Italia dan Eropa pada umumnya. Sejarah mencatat, salah satu faktor pendorong utama Era Ekspansi Eropa (sekitar 1300-1600 M) adalah pencarian akses langsung ke pasar rempah-rempah Timur yang sangat menguntungkan. Bukan pertama-tama soal penyebaran agama atau paham tertentu.

Pada abad ke-15, rempah-rempah didatangkan ke Eropa melalui jalur darat dan laut Timur Tengah. Orang Eropa rupanya tertarik menggunakan rempah-rempah untuk makanan dan obat-obatan. Karena rempah-rempah sangat mahal dan langka, pada masa itu orang Eropa menggunakannya guna memamerkan kekayaan mereka pada jamuan makan.

Pada masa lalu, rempah-rempah digunakan dalam jumlah besar di Eropa. Rempah-rempah diperlukan untuk perjamuan dan pernikahan kerajaan. Pada abad ke-15, Duke of Buckingham di Inggris menghabiskan 900 gram rempah-rempah setiap hari, terutama lada dan jahe. 

Orang Italia dan Eropa memang sangat suka memasak dan makan juga dengan rempah-rempah eksotis. Sejak abad pertengahan, rempah-rempah digunakan untuk membumbui masakan dan ditambahkan sebagai aroma minuman anggur. Rempah-rempah seperti pala, kayu manis, dan cengkeh kini juga lazim digunakan dalam kue dan es krim.

Rempah-rempah juga penting untuk mengawetkan daging. Di musim dingin, pada masa lalu bangsa Eropa terpaksa menyembelih ternaknya yang tak sanggup hidup di tengah kedinginan. Dagingnya harus diawetkan dengan rempah-rempah.

Lada hitam, kayu manis dan cengkih merupakan komoditas yang sangat dicari pasar Eropa sejak abad pertengahan. Kadang-kadang, beberapa jenis rempah bahkan berharga lebih mahal daripada emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun