Laga antara Manchester United vs Liverpool yang sedianya digelar Minggu sore (2/5) waktu setempat dibatalkan. Penyebabnya, sekitar 200 suporter MU menduduki lapangan.
Di luar stadion Old Trafford, penggemar MU memadati area seputar Munich Tunnel. Tak peduli lagi dengan aturan jaga jarak selama pandemi Covid-19. Beberapa merusak fasilitas stadion.
Bagaimana kita seharusnya memahami aksi protes suporter MU yang gagalkan laga MU vs Liverpool? Ada pendukung MU yang setuju dan ada pula yang tidak. Masing-masing punya alasan.
Laga penentuanÂ
Sejatinya laga MU vs Liverpool adalah laga penentuan gelar juara bagi Manchester City. City yang kini unggul 13 poin dari MU dipastikan meraih gelar juara jika MU kalah dari Liverpool.
Bagi MU, laga ini ibarat pertaruhan harga diri. MU tentu tak ingin kalah dari Liverpool, rival abadinya di kandang sendiri dan menyerahkan gelar juara ke City, rival sekotanya.
Bagi Liverpool, laga ini sangat krusial untuk meraih peringkat yang baik demi lolos ke kompetisi Eropa musim depan. The Reds tentu juga ingin menunjukkan kehebatan mereka di kandang MU.
Memahami Aksi Protes Suporter MU
Suporter MU yang selama ini dikenal cukup santun tetiba menjadi nekat di Old Trafford. Para penggemar The Red Devils memprotes pemilik saham MU, Keluarga Glazer yang dianggap hanya mengeruk laba dari klub tenar Inggris ini.
Para suporter MU mengenakan kaus berwarna hijau dan kuning emas, yang merupakan kaus Newton Heath, klub cikal bakal MU. Mereka mengingatkan bahwa sebelum MU menjadi besar, dulunya klub ini adalah klub para pekerja perusahaan kereta api Lancashire and Yorkshire Railway di Newton Heath, Manchester.
Protes di Old Trafford perlu kita pahami sebagai ungkapan jujur para penggemar MU yang jengah akan kelakuan investor asing yang mengeruk MU habis-habisan.