Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyoal Berita Pemerkosaan dan Empati pada Korban dan Keluarganya

23 Oktober 2020   10:08 Diperbarui: 23 Oktober 2020   10:21 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban pemerkosaan - unsplash.com/sydney sims

Dari belasan pokok Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang telah disepakati sejumlah organisasi pers, ada dua yang hendak saya kutip di sini:

- Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

- Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. 

Bagaimana dengan jurnalis warga?

Bagaimana dengan jurnalis warga yang menulis di blog dan situs pribadi? Apakah jurnalis warga juga terikat pada kode etik jurnalistik? Jawabannya tidak sederhana. Pada hemat saya, jawaban atas pertanyaan di atas dapat dibagi berdasarkan sudut pandang berbeda. 

Pertama, dari sisi etika profesi, seorang jurnalis warga memang tidak terikat pada etika profesi para jurnalis "kantoran". 

Kedua, dari sisi etika umum, seorang jurnalis warga tetap terikat pada etika umum, misalnya kesopanan, kesantunan, dan empati. Lebih-lebih, ia menulis untuk konsumsi publik. Lain halnya jika ia menulis buku harian yang ia baca sendiri saja.

Empati pada korban dan keluarganya

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima (KBBI V) menakrifkan 'empati' sebagai  'keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain'.

Sementara itu, kata kerja 'berempati' berarti 'melakukan (mempunyai) empati: apabila seseorang mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain, berarti ia sudah mampu berempati.'

Nah, sudahkah jurnalis dan kita sebagai warga yang diam-diam juga berperan sebagai "jurnalis" berempati pada korban pemerkosaan dan keluarganya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun