Menariknya, bukan hanya ketatnya jadwal dan seringnya bepergian yang menjadi alasan mengapa banyak olahragawan rentan Covid-19. Ada sejumlah kebiasaan para atlet yang membuat mereka rentan terkena penyakit, juga virus Covid-19.
Dokter Eva yang selama enam tahun mendampingi tim The Blues Chelsea membuat semacam senarai kebiasaan para atlet yang membuat mereka rawan terjangkit virus:
Pertama, para atlet (umpama, atlet sepak bola) sering berbagi minuman dari botol yang sama.
Kedua, para atlet sering berpelukan dan bersentuhan dengan rekan setim, lawan, dan juga staf.
Ketiga, para atlet sering bersama banyak orang dalam ruang tertutup dalam waktu lama. Misal, saat berada di ruang ganti pemain atau saat makan bersama perangkat tim.
Keempat, para atlet banyak menghabiskan waktu dalam kerumunan atau kelompok besar. Jika ada satu yang terjangkit virus, dengan cepat ia dapat menularkan pada siapa pun yang ada di dekatnya.
Gaya Hidup Glamor dan Nakal
Selain empat hal yang disebut Dokter Eva, saya menambahkan dugaan lain, yakni faktor gaya hidup. Kita tahu, para atlet bintang lazimnya lekat dengan hidup glamor.Â
Sekadar informasi, gaji Ronaldo tiap minggu sekitar 663.000 dollar AS. Per jam, ia mendapat gaji sekitar empat ribu dollar atau Rp60 juta.
Sebuah kemenangan dan pesta ulang tahun biasa dirayakan beramai-ramai. Kadang mengundang pula orang luar, tanpa sepengetahuan pelatih dan staf.Â
Sejumlah bintang sepak bola Eropa bahkan terkenal nakal. Kita tahu, kan, maksud kata nakal di sini. Tentu hal ini tidak berarti bahwa semua atlet bersikap nakal. Saya juga tidak sedang mengatakan bahwa Ronaldo dan Rossi termasuk di dalam atlet nakal atau bukan.