Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Trik Menulis Artikel di Kompas Setelah Berkali-kali Kandas

2 Oktober 2019   06:23 Diperbarui: 3 Oktober 2019   20:04 11732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.id

Saat saya curhat di media sosial bahwa tulisan saya ditolak Kompas, sahabat-sahabat dunia maya menghibur dan menasihati. Umumnya nasihat yang saya terima adalah "Jangan menyerah" dan "Coba kirim ke media massa lain (yang kompetisinya tak sekeras Kompas)".

Pengalaman pertama kali ditolak Kompas memang sakit di hati. Namun, karena sudah ditolak berkali-kali, saya sudah tidak sakit hati lagi. 

Apalagi setelah seorang rekan penulis yang sudah sering tulisannya menembus Kompas mengatakan pada saya, "Saya juga sering ditolak. Dari antara sepuluh tulisan, satu atau dua yang akhirnya dimuat Kompas."

Trik Menulis di Kompas setelah Berkali-kali Kandas

Perkenankan saya membagikan pengalaman ditolak Kompas yang saya gubah menjadi trik menulis di Kompas setelah berkali-kali kandas:

1. Baca baik-baik kriteria artikel yang diterima Kompas

Kriteria tersebut tercantum dalam surat penolakan yang saya terima. Kriteria umum untuk ARTIKEL Kompas:

  1. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan rangkuman pendapat/buku orang lain.
  2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk Blog, dan juga tidak dikirim bersamaan ke media atau penerbitan lain.
  3. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang aktual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat.
  4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komuntas tertentu, karena Kompas adalah media umum dan bukan majalah vak atau jurnal dari disiplin tertentu.
  5. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.
  6. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena.
  7. Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program Words.
  8. Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.
  9. Menyertakan data diri/daftar riwayat hidup singkat (termasuk nomor telepon / HP), nama Bank dan nomor rekening (abaikan bila sudah pernah kirim).
  10. Alamat e-mail opini@kompas.co.id

2. Pilih Rubrik yang Tepat dan Cintailah Rubrik Itu

Setahu saya, Kompas cetak menerima tulisan pembaca untuk beberapa rubrik: opini, bahasa, dan cerpen. Kadang rubrik humaniora juga terbuka untuk tulisan dari pembaca. 

Seorang rekan saya pernah menulis pengalaman dan pengamatan tentang pendidikan anak-anak migran di Nunukan dan ternyata dimuat di salah satu halaman Kompas bertahun silam. Mohon melengkapi informasi ini jika ternyata tidak lengkap.

Jika ingin tulisan dimuat di Kompas, pilih rubrik yang tepat sesuai kemampuan diri dan persyaratan dari Kompas. Satu hal yang penting dilakukan: 

cintailah rubrik yang Anda incar dengan sepenuh hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun