Mohon tunggu...
Billy Nabawi
Billy Nabawi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bedah Novel "Ubur-Ubur Lembur" Karya Raditya Dika

26 Februari 2018   17:01 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:26 13761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ubur-ubur Lembur, novel kedelapan dari komika Raditya Dika yang diterbitkan oleh Gagas Media. Sama seperti novel pendahulunya, novel terbarunya ini menggunakan nama hewan sebagai judul. Buku ini mengisahkan perjalanan hidup dari si pengarang dengan dibalut dengan komedi yang tentu saja menuai gelak tawa pembaca. Buku ini juga mengajarkan kita untuk tidak menyesali masa lalu tetapi belajar dari kesalahannya.

Dika Angkasaputra Moerwani atau lebih dikenal dengan Raditya Dika, seorang aktor, komedian, sutradara, dan juga seorang penulis. Dika mengawali karirnya dengan membuat sebuah blog sampai akhirnya dia bisa membuat buku pertamanya yang berjudul Kambing Jantan. Dia juga menjadi pemenang dalam ajang stand up comedymusim pertama. 

Saat buku pertamanya di terbitkan buku itu tidak terlalu laris di pasaran tetapi karena dukungan dari orangtuanya membuat buku Kambing Jantan menjadi best sellerdan namanya pun mulai muncul di media-media. Sebenarnya pendidikan yang di pilih oleh Dika sendiri tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaannya sekarang dia menuntut ilmu di SMP Tarakanita, lalu berlanjut di SMU 70 Bulungan, dan menjadi mahasiswa di University of Adelaide di Australia, yang terakhir adalah di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Politik.

Tema adalah gagasan utama atau ide pokok yang menjiwai keseluruhan cerita. Tema biasanya tersirat (tidak langsung). Sedikit berbeda dari novel pendahulunya yang mengisahkan pengalamannya di dunia percintaan, di dalam novel ini kita akan dihadapkan dengan masalah saat proses menuju dewasa. Dengan kata lain tema dari novel ini adalah perjalanan hidup. Hal ini bisa kita lihat dari salah satu kutipan pada buku halaman 219.

"Semakin gue menua, semakin gue melihat bahwa cita-cita yang dimiliki anak kecil terus mengalami perubahan".

Dari contoh kutipan diatas kita menilai bahwa semakin tumbuh besar dunia akan terus berubah. Itulah salah satu contoh dari apa yang dikemukakan  Dika pada novel ini. Dari hal itu juga bisa disimpulkan bahwa tema dari novel ini adalah perjalanan hidup.

Alur atau plot adalah jalannya cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Pada umumnya buku dengan tema perjalanan hidup akan memiliki alur maju, karena akan sangat sedikit akan ditemukannya flash back di dalam cerita. Sama seperti novel ini Raditya Dika kali ini menggunakan alur maju. Di novel ini kisah yang disajikan akan selalu dimulai dari awal lalu pada akhirnya akan selesai dengan caranya masing-masing, di dalam novel ini juga sangat sedikit kita disajikan suatu masalah lalu dihadapkan dengan bagaimana hal itu terjadi. Dengan contoh kutipan di buku halaman 223.

"Bertahun-tahun berlalu. Gue lalu kerja di sebuah perusahaan media di Jakarta. Gue ngantor disana dengan shift masuk siang dan pulang di pagi-pagi buta...".

Pada kalimat pertama yang terdapat pada kutipan diatas saja kita bisa menilai bahwa itu merupakan sesuatu yang bersifat maju. Dari keseluruhan kisah pada novel ini selalu berjalan maju kedepan menceritakan dengan runtut dari awal.

Pembedahan unsur intrinsik novel ini latar akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Yang akan dibahas pertama adalah latar tempat. Latar tempat adalah suatu tempat dimana sebuah kisah dalam novel itu dikisahkan. Di dalam suatu novel biasanya kejadian atau peristiwa akan berbeda latar tempatnya, seperti di dalam novel ini banyak sekali tempat-tempat berlangsungnya suatu kejadian. Tetapi diantara banyaknya tempat akan ada beberapa yang kiranya sangat penting dan menggambarkan suatu peristiwa besar. Dari sekian tempat ada setidaknya tiga tempat yang mengambil andil cukup besar pada cerita yaitu kebun binatang, kafe, dan di depan rumah Dika. berikut adalah kutipan dari masing-masing latar tempat:

"Kebun binatang Ragunan hari itu terasa lebih sepi dari biasanya. Gue duduk di bangku cokelat di depan kandang pelikan, sambil  sesekali melihat jam tangan. Teman gue Naya, sudah telat limabelas menit...".(halaman 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun