Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Etika Menawarkan Buku

23 Oktober 2022   15:47 Diperbarui: 23 Oktober 2022   15:51 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ETIKA MENAWARKAN BUKU

Menawarkan buku memang gampang-gampang susah. Namun ketika buku kita tidak terlalu laku bukan berarti kita mesti memaksa teman yang kita anggap punya uang untuk membelinya. 

Pastikan jika teman kita memang benar-benar ingin membeli buku kita agar dia tidak kecewa setelah membelinya. Terlebih jika pada saat menawarkan buku, sebagai penjual atau penulis yang menjual sendiri harus memberikan foto cover, daftar isi dan harga serta ongkos kirimnya. Biarkan pembeli mempertimbangkan terlebih dahulu akan membeli atau tidak.

Ketika pembeli sudah cocok dengan pilihannya barulah kita mengirimkan sesuai dengan alamat tujuan pembeli, dan memfoto bukti pengirimannya. 

Ada kalanya pembeli mentransfer uang terlebih dahulu kepada penjual (penulis) namun adakalanya dia mentransfer setelah buku diterima. Hukum jual beli mesti jelas dan tidak mengecewakan satu sama lain.

Seseorang membeli buku memiliki beberapa motif diantaranya ingin menghargai penulis sebagai sahabatnya atau memang dia benar-benar tertarik dengan buku tersebut setelah melihat cover dan membaca daftar isi buku tersebut. 

Jika motif membeli karena menghargai, maka pembeli ingin memberikan support terhadap karya penulis yang kebetulan sahabatnya sendiri. Walau buku itu nantinya hanya sebagai bahan koleksi atau sebagai hadiah untuk orang lain.

Persahabatan itu akan tumbuh ketika Sang penulis tidak membandrol harga bukunya terlalu mahal dan memaksakan kehendak agar sahabatnya membeli lebih dari satu buku. Kondisi keuangan yang tahu adalah pembeli bukan penulis/ penjual. 

Mengapa saya menuliskan etika menawarkan buku? Hal ini dialami oleh salah satu teman saya yang memiliki karakter tidak enakan ketika orang yang dikenalnya menawarkan buku kepadanya.

Sebenarnya dia tahu kalau dia tidak begitu tertarik untuk membeli buku tersebut karena dia sendiri juga penulis buku. Namun karena pertemanan singkat di sosial media dan pernah bertemu sekali pada acara penutupan sebuah training mereka saling bertukar ide dan akhirnya memutuskan untuk memberikan semangat dengan membeli bukunya. 

Namun yang membuatnya kaget dan kecewa sahabat itu langsung mengirimkan ke lamatnya sebanyak tiga buku, padahal dalam chat di whatsApp dia memutuskan untuk membeli satu buku, karena satu buku cerita hampir dua ratus ribuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun