Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diprotes Usai Khutbah

31 Oktober 2020   11:35 Diperbarui: 31 Oktober 2020   11:42 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khutbah di Masjid Al-Hilal Banyuwangi (Foto : Gus In'am)

Saya tersenyum dengan protesnya dan saya iyakan saja. Lalu Mas Arif, kakaknya teman saya waktu kuliyah di Universitas Al-Azhar Mesir datang. Mas Arif, Pak Sutrisno dan Pak Fakhruddin berusaha membantu dari apa yang sudah saya jelaskan. Namun tiba-tiba, bapak yang ada di depan saya mohon pamit diri di tengah diskusi yang belum menemukan titik temu. Dia pamit diri hendak pulang.

Sejak diperintahkan untuk mengisi pengajian di masyarakat oleh Abah KH. Thoha Muntaha Mannan, saya berhadapan dengan berbagai macam model orang. Pemahaman yang gado-gado. Saya salut sekali dengan Abah Thoha, beliau selama puluhan tahun mampu merangkul berbagai macam jama'ahnya dari berbagai macam aliran.

Di Masjid Al-Hilal sendiri tempat saya khutbah jum'at kemarin, ada yang mengikuti NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Salafi, Abangan, hingga orang-orang HTI. Semua menjadi satu di dalam satu masjid. Mereka sholat jum'at bersama. Dulu, pertama kali saya datang ke masjid ini, saya bertanya kepada pengurus masjidnya untuk tata cara shalat yang selama ini berlaku. Pertanyaan saya ini bertujuan agar tidak terjadi fitnah ketika saya menjadi imamnya.

"Fokus ke materi yang berkaitan dengan hati saja nak, tidak usah membahas sesuatu yang bisa menjadi konflik, seperti hal-hal yang sifatnya furuiyyah, cabang yang disitu banyak ikhtilaf", begitu pesan yang disampaikan Abah Thoha dulu kepada saya saat pertama kali diminta untuk lebih aktif terjun di masyarakat. Alasan beliau adalah setiap orang punya hati, kebutuhan hati manusia itu satu, sehingga urusan hati tidak terjadi silang pendapat.

Walaupun secara teori seperti itu, namun fakta di lapangan tetap saja terkadang tidak seperti yang diharapkan. Selalu ada perbedaan pemahaman dari apa yang saya sampaikan dengan beberapa jama'ah yang mendengarkan. Termasuk kejadian-kejadian yang saya alami beberapa kali tadi. Itu semua adalah pembelajaran buat saya, termasuk memberikan saya pengetahuan baru terhadap pemahaman yang jama'ah sampaikan.

Pada saat khutbah kemarin, saya mengangkat tema sesuai bulan yang hadir sekarang, yakni Maulid Nabi Shallallahu 'alayhi wasallam. Sebagaimana pesan Abah Thoha tadi yang berisi agar saya menghindari perbedaan pendapat, sengaja saya tidak menjelaskan keutamaan bulan Maulid atau keutamaan peringatan Maulid Nabi, bagi jama'ah yang NU atau Muhammadiyah mungkin itu yang ditunggu, tapi bagi jama'ah Salafi dan HTI, ceritanya akan lain.

Saya membacakan ayat Al-Qur'an dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya kurang lebih seperti ini "Telah ada pada diri Rosulullah Saw. teladan yang baik". Sebelum saya bercerita tentang kejadian-kejadian teladan Rosulullah di masa hidupnya, saya mengartikan satu persatu lafadz yang ada surat Al-Ahzab ini. Saya artikan perlafadz dengan kaidah bahasa arab baku sesuai ilmu nahwu dan shorofnya, agar mendapatkan pemahaman yang utuh, bukan hanya sekedar tahu dari arti terjemahnya saja.

Setelah itu saya mulai bercerita contoh suri teladan yang dilakukan oleh Rosulullah, diantaranya adalah beliau ketika shalat tahajjud, "hatta tawaarat qodamaahu", "sampai membengkak kedua kakinya", sebagaimana di sebutkan dalam beberapa hadits shohih. Dari sini memberikan pengertian bahwa, untuk meniru atau memfoto copy apa yang dilakukan Rosulullah 100 % itu sesuatu yang mustahil, yang bisa dilakukan adalah meneladani Rosulullah. Saat seorang muslim shalat tahajud, walaupun hanya dua rakaat setiap harinya, itu sudah termasuk meneladani Rosulullah, walaupun hanya 0,00000 % dari apa yang sudah dilakukan oleh Rosulullah Saw.

Di dalam hadits yang lain, pernah suatu ketika ada seorang badui datang ke Madinah. Rosulullah dan para sahabat pada waktu itu sedang menunaikan shalat di dalam masjid. Setelah shalat selesai, tidak disangka badui itu masuk ke dalam masjid, bukan untuk menunaikan ibadah shalat, tetap dia berdiri di tengah-tengah masjid dan buang air kecil di situ. Tentu para sahabat langsung naik pitam, bahkan ada satu sahabat yang langsung menghunuskan pedangnya, hendak membunuh badui yang tidak punya tata krama sama sekali.

Masjid adalah tempat untuk menghadap kepada Tuhan, tapi badui ini menjadikan masjid untuk tempat membuang kotoran. Tapi apa yang dilakukan oleh Rosulullah? Sungguh diluar dugaan para sahabatnya yang semuanya marah pada waktu itu terhadap sikap badui yang tidak tau aturan. "Biarkan saja badui itu menyelesaikan hajatnya". Begitu terheran-heran para sahabat terhadap sikap Rosulullah Saw.

Rosulullah diturunkan ke dunia ini untuk menyebarkan rahmat, kasih sayang. Beliau dikaruniai kasih sayang tanpa batas. Semua manusia beliau kasihi, tanpa terkecuali seorang badui yang sedang buang air kecil di dalam masjid Nabawi. Seandainya Rosulullah tidak menghentikan hunusan pedang sahabatnya yang diarahkan kepada badui yang sedang kencing, apa yang akan dikatakan oleh orang-orang kafir ketika mendengar kabar orang islam membunuh seseorang di dalam masjid? Tentu akan tersebar fitnah yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun