Mohon tunggu...
Bisma IndraRaga
Bisma IndraRaga Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWA UIN WALISONGO SEMARANG

inlam takun alayya ghodobun falaa ubalii

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Napak Tilas-Mahasiswa KKN MIT DR XI Melakukan Ziarah ke Makam Al Habib Hasan bin Toha bin Yahya

19 Januari 2021   20:00 Diperbarui: 19 Januari 2021   20:00 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN Mandiri Inisiatif Terprogram Dari Rumah (MIT DR) ke XI kelompok 29  melakukan ziarah ke salah satu makam waliyullah yang ada di kota Semarang, yaitu makam Habib Hasan bin Toha bin Yahya (syech kramatjati) atau warga sekitar banyak yang menyebutnya Mbah Singo Barong, Minggu (17/01/2021). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah satu rangkaian agenda kegiatan dalam bidang keagamaan. 

Kegiatan Ziarah tersebut dipimpin oleh Muhammad Khabibullah, salah satu anggota kkn kelompok 29. 

"Budaya ziarah makam Waliyullah bagi para generasi muda perlu di tingkatkan lagi, khususnya bagi para mahasiswa Universitas Islam. karena dengan ziarah , tidak hanya mendapatkan barokah, namun juga kita bisa mengetahui sejarah perjuangan para waliyullah dalam mensyiarkan Islam di bumi Nusantara ini" kata Muhammad Khabibullah.

Di Indonesia sebagian besar masyarakat muslim melakukan ziaran kubur dengan berbagai macam motivasi. Ada di antara mereka yang aktif berziarah kubur ke makam orang tua setiap hari tertentu untuk berkirim do'a, ada juga yang pada bulan-bulan tertentu secara rombongan berziarah ke makam para wali dan kiai dengan tujuan bertabarruk, dan lain sebagainya. 

Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya Nashihul 'Ibd menuturkan ada 4 (empat) macam motivasi orang melakukan ziarah kubur: 

Pertama, ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat mati dan akhirat. Ziarah dengan motivasi ini bisa hanya dengan melihat kuburan atau komplek pemakaman saja tanpa harus tahu siapa yang bersemayam di dalam kuburan. Tidak harus kuburan orang muslim, bahkan kuburan orang kafir sekalipun bisa menjadi sarana untuk menjadikan seorang muslim mengingat kematian dan kehidupan akhirat yang pada saatnya nanti akan ia lakoni. 

Kedua, ziarah kubur dengan tujuan untuk mendoakan orang yang ada di dalam kuburan. Menurut Syekh Nawawi ziarah dengan tujuan ini disunahkan bagi setiap orang muslim. Tentunya kuburan yang dikunjungi juga kuburan yang di dalamnya bersemayam jenazah orang muslim, pun tidak harus kuburan keluarga sendiri. 

Di Indonesia ada beberapa daerah yang memiliki budaya di mana pada waktu-waktu tertentu biasanya menjelang puasa Ramadhan masyarakat kampung berkumpul di satu komplek pemakaman untuk bersama-sama mendo'akan ahli kubur yang ada di komplek tersebut, baik ahli kubur itu keluarga sendiri maupun orang lain. Kegiatan semacam ini lazim disebut dengan nyadran. 

Ketiga, ziarah kubur dengan motivasi untuk tabarruk atau mendapatkan keberkahan. Ziarah dengan tujuan ini disunahkan dengan mengunjungi kuburnya orang-orang yang dikenal baik pada waktu hidupnya. Ziarah dengan motivasi ini juga sangat sering dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia khususnya warga Nahdliyin. Pada waktu-waktu tertentu mereka secara berombongan berziarah ke makam para wali dan para kiai yang dipandang memiliki kedekatan dengan Allah dan berjasa dalam berdakwah menebarkan agama Islam di masyarakat. Keempat, ziarah kubur dengan motivasi untuk memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ziarah ke makam orang tua. Di daerah tertentu ada budaya di mana setiap hari Jumat Kliwon, atau di sore hari Kamis sebelum Jumat Kliwon masyarakat menziarahi makam orang tuanya. Ini dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak bagi orang tuanya. Meski mendo'akan orang tua bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja namun dengan menziarahi kuburnya di waktu tertentu diharapkan akan menjadikan si anak akan selalu ingat dan tidak dengan mudah melupakan akan jasa orang tua. Dari pembahasan singkat di atas, berziarah dengan motivasi yang manapun, ada yang perlu diperhatikan oleh mereka yang melakukan ziarah kubur. Semestinya ziarah kubur dilakukan sesuai tuntunan syari'at tanpa ada motivasi-motivasi lain yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agama melalui para ulama. Wallhu a'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun