Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena Bahasa Daerah sebagai Bahasa Ibu Masyarakat Indonesia di Era Kekinian

22 Februari 2021   12:00 Diperbarui: 22 Februari 2021   12:18 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari unesco.org/kompas.com

Tanggal 21 Februari diperingati sebagai hari bahasa ibu internasional.Bagaimanakah fenomena bahasa ibu sebagai bahasa pertama seorang anak dalam kehidupannya dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya di Indonesia saat ini?

Sebelum tahun 2000 kalau bicara tentang bahasa ibu akan merujuk pada bahasa lokal yang lazim digunakan di tempat seorang anak berada.Sejak kecil seorang anak diajarkan berbahasa daerah oleh orang tuanya.Mayoritas masyarakat kala itu berkomunikasi dengan berbahasa daerah.

Keadaan mulai berubah pasca tahun 2000an sampai sekarang.Memasuki abad baru yang dikenal sebagai abad milenial ini minat orang-orang berbahasa daerah mulai berkurang.Bahasa daerah mulai tergantikan bahasa Indonesia dan bahasa asing seperti bahasa Inggris,Jepang,Korea ,Perancis dan sebagainya..

Mayoritas yang masih setia berbahasa daerah saat ini adalah mereka yang berusia diatas 60an tahun.Sementara generasi dibawahnya mulai mencampurkan adukkan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia atau bahasa  asing.Yang ironis adalah generasi yang lahir diatas tahun 2000,banyak yang merasa asing dengan bahasa daerah.

Penulis melihat sendiri fenomena ini.Salah satunya terjadi di kota Yogyakarta tempat penulis bermukim saat ini.Tak jarang penulis melihat anak seusia SD yang tidak paham Bahasa Jawa yang merupakan bahasa ibu di kota ini.Bahkan untuk kata-kata yang sangat umum untuk satuan angka  seperti sebutan selikur,selawe,seket dan sebagainya.Banyak yang kebingungan.Padahal orang tuanya adalah penutur bahasa jawa dalam kesehariannya.

Ada beberapa faktor penyebab kenapa eksistensi bahasa daerah di masyarakat saat ini mulai tergusur.Baik faktor yang datang dari masyarakat itu sendiri maupun faktor lingkungan.

Pertama karena berbahasa daerah dianggap ketinggalan zaman.Bagi sebagian kalangan berbicara dengan bahasa Indonesia  apalagi bahasa asing adalah simbol kemajuan.Mereka merasa dianggap sebagai tipe manusia modern ketika meninggalkan kebiasaan berbahasa daerah.Dan faktanya banyak orang tua zaman sekarang membiasakan anaknya berbahasa Indonesia sejak kecil.

Kedua karena pengaruh media.Khususnya media televisi dan internet.

Kehidupan manusia zaman sekarang tak lepas dari kedua media diatas .Baik anak-anak maupun orang dewasa.Sementara itu kecendrungan para pelaku di media-media itu jauh dari budaya berbahasa daerah.

Pada beberapa kedaan malah banyak yang suka membuat bahasa baru yang keluar dari pakm berbahasa daerah yang baik dan benar.Dan parahnya lagi masyarakat justru menyenangi dan meniru-niru prilaku berbahasa yang salah seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun